Kenosis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT49olo (bicara | kontrib)
Kia 80 (bicara | kontrib)
k WPCleaner (v1.04) ProyekWiki disambiguasi - Mari bergabung! - Paulus
Baris 10:
 
==Penggunaan dalam Perjanjian Baru==
Ungkapan ''Kenos'' sangat eksklusif terjadi pada Surat [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] dan jarang ditemukan pada [[Injil Sinoptik]] <ref name="Brown"></ref>. Hal ini disebabkan karena penggunaan kata kerja ''kenoo'' hanya terdapat pada Surat [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] <ref name="Brown"></ref>. Kata ''Kenos'' juga terjadi pada perumpamaan kebun anggur <ref name="Brown"></ref>. Perumpamaan tentang kebun anggur terdapat pada Markus 12: 3 dan Lukas 20: 10 (tangan hampa) <ref name="Brown"></ref>. [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] memberikan pengertian khusus pada kesia-siaan dan ketiadaan dengan menggambarkan pada kegagalan dan ketidakmanjuran <ref name="Brown"></ref>. Sebagai contoh 2 Korintus 6: 1 (menyianyiakan kasih), 1 Korintus 15: 14 (pemberitaan yang sia-sia), 1 Tesalonika 3: 5; Galatia 2: 2 dan Filipi 2: 16 (usaha yang sia-sia) <ref name="Brown"></ref>. Dalam semua kasus tersebut merupakan penekanan pada kekuatan dan keefektifan misi yang dilakukan oleh [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] <ref name="Brown"></ref>. Ada juga makna lain seperti penyembahan berhala (Efesus 5: 6) <ref name="Brown"></ref>. Jadi, baik usaha misi, kasih, atau pemberitaan dapat digambarkan dengan kesia-siaan <ref name="Brown"></ref>.
 
Dengan kata kerja ''kenoo'' yang berarti menjadi kosong, [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] memberikan contoh dimana kata kerja tersebut tidak digambarkan dengan benda <ref name="Brown"></ref>. [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] menggunakan kata kerja ''kenoo'' dengan kata benda [[Iman]] (Roma 4: 14) dan [[Salib]] (1 Korintus 1: 17) <ref name="Brown"></ref>. Karena [[Iman]] dan [[Salib]] merupakan materi pusat dari [[Injil]] <ref name="Brown"></ref>. Sehingga lebih tepat disesuaikan dengan kebijaksanaan bagaimana menilai kedua kata tersebut <ref name="Brown"></ref>.
 
Pernyataan yang lebih mendukung dan sering didiskusikan oleh para teolog mengenai kata Kenosis adalah pada Filipi 2: 6 (heauton ekenosen) yang berarti "Dia mengosongkan diri-Nya sendiri....." <ref name="Brown"></ref>.Para teolog mengilustrasikan kutipan ini dengan menggambarkan orang Kristen yang tidak boleh mementingkan diri sendiri, sederhana, ramah dalam berelasi, dan itulah yang tergambar melalui [[Yesus]] <ref name="Brown"></ref>. E. Kasemann mengadopsi pendekatan yang sama dengan A. Oepke yang melihat pertentangan antara latar belakang [[Helenis]] dan [[Gnostik]] <ref name="Brown"></ref>. Dia mengosongkan diri-Nya sendiri merupakan sebuah perubahan eksistensi-Nya <ref name="Brown"></ref>. Bentuk ilahi menjadi keadaan biasa, manusia yang berada di dunia <ref name="Brown"></ref>. Menurut Oepke, keilahian [[Kristus]] tidak termasuk dalam bentuk kemanusiaan-Nya <ref name="Brown"></ref>. Hal ini terdapat pada 2 Korintus 8: 9 <ref name="Brown"></ref>.