Sejarah Nusantara (1602–1800): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 31:
*[[1643]] - [[Arnold de Vlaming]] mengambil kesempatan kekalahan Ternate dengan memaksa raja Ternate Mandarsyah ke Batavia dan menandatangani perjanjian yang melarang penanaman pohon cengkeh di semua wilayah kecuali Ambon atau daerah lain yang dikuasai VOC. Hal ini disebabkan pada masa itu Ambon mampu menghasilkan cengkeh melebihi kebutuhan untuk konsumsi dunia.
*[[1656]] - Seluruh penduduk Ambon yang tersisa dibuang. Semua tanaman rempah-rempah di Hoamoal dimusnahkan dan akibatnya daerah tersebut tidak didiami manusia kecuali jika ekspedisi Hongi (armada tempur) melintasi wilayah itu untuk mencari pohon-pohon cengkeh liar yang harus dimusnahkan.
*[[1660]] - Armada VOC yang terdiri dari 30 kapal menyerang [[GoaGowa]], menghancurkan kapal-kapal [[Portugis]].
*Agustus-Desember 1660 - [[Sultan Hasanuddin]], raja GoaGowa dipaksa menerima persetujuan perdamaian dengan VOC, namun persetujuan ini tidak berhasil mengakhiri permusuhan.
*[[18 November]] [[1667]] - Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani [[perjanjian Bongaya]], akan tetapi Hasanuddin kembali mengobarkan pertempuran.
*April [[1668]] dan Juni [[1669]] - VOC melakukan serangan besar-besaran terhadap Goa dan setelah pertempuran ini perjanjian Bongaya benar-benar dilakukan.