Sampuraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Sugianto PS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
Konon, menurut cerita yang diwariskan turun temurun dalam keluarga suku [[Dayak Tomun]], seorang [[bangsawan]] dari sebuah kerajaan di Sumatera berlayar sampai ke kerajaan [[Petarikan]], di hulu sungai Belantikan, pedalaman [[Kalimantan]]. Namanya Patih Sebatang. Tidak jelas apakah Patih Sebatang ini sama dengan [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]], tokoh legendaris masyarakat Minangkabau.
 
Di kerajaan yang bersahaja ini, Patih Sebatang dikisahkan berjumpa dengan seorang putri Kerajaan Petarikan yang cantik jelita. Namnya [[MayangDayang Ilung]], yang digambarkan memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagai delima, alis matanyanya bagai semut beriring, rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang. Singkat cerita Patih Sebatang jatuh cinta dan akhirnya menikahi sang putri.
 
=== Sampuraga mencari ibunya ===
 
Tidak lama kemudian, MayangDayang Ilung melahirkan seorang putra, yang dinamai Cenaka Burai. Entah bagaimana kisahnya Patih Sebatang akhirnya berpisah dengan isteri tercintanya. Selain buah cintanya yaitu Cenaka Burai, satu-satunya kenang-kenangan yang mempersatukan cinta mereka adalah cincin pernikahan yang selalu disimpan baik oleh Patih Sebatang.
 
Sampuraga dibesarkan ayahnya sebagai seorang pemuda yang berharkat dan bermartabat tinggi. Dan entah bagaimana asal-usulnya, Cenaka Burai juga kelak dipanggil sebagai Sampuraga. Kemudian ketika sudah dewasa Sampuraga diceritakan ayahnya bahwa ibunya ada di sebuah kerajaan nun jauh di hulu sungai Belantikan. Sampuraga berkeras ingin menjumpai ibu kandungnya tersebut, dan meminta apa ciri-ciri ibunya. Sang ayah pun menceritakan kecantikan ibu kandung Sampuraga, dan menunjukkan sebuah cincin pernikahan mereka.