Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luthfi94 (bicara | kontrib)
<sup><nowiki>[</nowiki>''Rujukan?''<nowiki>]</nowiki></sup> = {{fact}}
Baris 59:
 
== Masa Kemerdekaan ==
[[Berkas:KasimodanSoekarno.jpg|thumb|250 px|left|<center>Foto ketika beliaudia bertemu dengan presiden Soekarno</center>]]Pada masa kemerdekaan awal, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] yang dilarang oleh Jepang dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik Republik Indonesia]]. Antara tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun juga pernah ikut menjadi anggota [[Delegasi Perundingan Republik Indonesia]].
 
Pada masa Agresi Militer II (''Politionele Actie'') ia bersama menteri lainnya yang tidak dikurung Belanda bergerilya di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lalu ketika bisa kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik Indonesia untuk bersatu menjadi ''Partai Katolik''.
 
Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil [[Republik Indonesia]]<sup><nowiki>[</nowiki>''[[Wikipedia:Kutip sumber tulisan|Rujukan?]]''<nowiki>]</nowiki></sup>{{fact}} dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR<sup><nowiki>[</nowiki>''[[Wikipedia:Kutip sumber tulisan|Rujukan?]]''<nowiki>]</nowiki></sup>{{fact}}. Dalam [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] ia menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan]]. Kasimo juga ikut berjuang merebut [[Papua|Irian Barat]].
 
Kasimo menyatakan pendiriannya untuk menolak gagasan [[Nasakom]] yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga menolak Kabinet yang diprakarsai [[Soekarno]] dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955: [[Partai Nasional Indonesia|PNI]], [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]], [[Nahdlatul Ulama|NU]] dan [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Kala itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.