Jajak pendapat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-hanay +hanya)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mempengaruhi +memengaruhi)
Baris 100:
 
== Pengaruh jajak pendapat ==
Dengan memberikan informasi mengenai niat pemilih, jajak pendapat kadang-kadang dapat mempengaruhimemengaruhi perilaku para pemilih. Berbagai teori tentang bagaimana hal ini terjadi dapat dibagi menjadi dua kelompok: pengaruh ikut-ikutan/''underdog'', dan pemberian suara strategis ('taktis').
 
Pengaruh ikut-ikutan terjadi apabila jajak pendapat mendorong para pemilih untuk mendukung kandidat yang diramalkan menang dalam jajak pendapat. Pendapat bahwa para pemilih mencurigai pengaruh ini sudah lama terjadi. Safire (1993: 43) melaporkan bahwa hal ini pertama kali digunakan dalam sebuah kartun politik dalam majalah ''Puck'' tahun itu. Hal ini juga terus-menerus muncul meskipun tidak ada pembuktian empiris hingga akhir abad ke-20. [[George Gallup]] bberusaha keras, namun sia-sia, dalam mencoba mendiskreditkan teori ini pada masanya dengan menyajikan riset empiris. Sebuah studi-meta baru-baru ini mengenai riset ilmiah tentang topik ini menunjukkan bahwa dari 1980-an hingga sekarang pengaruh ikut-ikutan ini lebih sering ditemukan oleh para peneliti (Irwin & van Holsteyn 2000).
Baris 106:
Dampak kebalikan dari pengaruh ikut-ikutan ini adalah [[dampak underdog]]. Ini sering disebutkan dalam media. Ini terjadi ketika orang memberikan suaranya, karena bersimpati, kepada partai yang dianggap akan 'kalah' dalam pemilihan umum. Keberadaan dampak ini kurang mendapatkan dukungan bukti empiris daripada dampak ikut-ikutan (Irwin & van Holsteyn 2000).
 
Kategori kedua dari teori tentang bagaimana jajak pendapat secara langsung mempengaruhimemengaruhi pemberian suara disebut sebagai ''pemberian suara strategis'' atau ''taktis''. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa para pemberi suara menganggap pemberian suara sebagai cara untuk memilih suatu pemerintahan. Jadi, mereka kadang-kadang tidak memilih kandidat yang mereka sukai berdasarkan ideologi atau simpati, melainkan kandidat lain yang kurang disukai, karena pertimbangan-pertimbangan strategis. Contohnya dapat ditemukan dalam [[pemilihan umum Britania Raya, 1997]]. Konstituensi Menteri [[Michael Portillo]] di [[Enfield]] dipercayai sebagai [[kursi yang aman]] tetapi berbagai jajak pendapat memperlihatkan bahwa kandidat [[Partai Buruh (Britania Raya)|Buruh]] [[Stephen Twigg]] terus memperoleh dukungan, yang mungkin telah mendorong para pemilih atau pendukung dari partai-partai lain yang belum menetapkan pilihannya untuk mendukung Twigg demi menyingkirkan Portillo. Sebuah contoh lainnya adalah dampak Bumerang di mana para calon pendukung dari kandidat yang diramalkan menang merasa bahwa ia sudah pasti akan menang, sehingga suara mereka tidak dibutuhkan, dan dengan demikian membiarkan kandidat lainnya menang.
 
Dampak-dampak ini hanya menunjukkan bagaimana jajak pendapat ''secara langsung'' mempengaruhimemengaruhi pilihan-pilihan politis dari para pemilih. Dampak yang lainnya dapat ditemukan di kalangan para wartawan, politikus, partai politik, pegawai negeri, dll., antara lain dalam bentuk ''[[Framing (teori komunikasi)]]'' media dan pergeseran ideologi partai.
 
== Rujukan ==