Mochtar Riady: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
+{{tone}}
Naval Scene (bicara | kontrib)
sunting paragraf pembuka
Baris 25:
|religion =
}}
'''Mochtar Riady''' ([[Hanzi]]: 李文正, [[Bahasa Hokkian|Hokkien]]: ''Li Moe Tie'', [[pinyin]]: ''Li Wenzheng''; {{lahirmati|[[Kota Malang]]|12|5|1929}}) adalah seorang pengusaha [[Indonesia]] terkemuka, pendiri dan presiden komisaris dari [[Grup Lippo]]. PutranyaIa banyak dikenal orang sebagai seorang praktisi perbankan handal, serta salah seorang [[Jameskonglomerat]] Riadyketurunan [[Tionghoa-Indonesia]] adalahtelah wakilyang ketuaberhasil umummengembangkan Grupgrup Lippobisnisnya hingga ke [[mancanegara]].
 
Orang banyak mengenal Mochtar Riady sebagai seorang praktisi perbankan jempolan dan seorang konglomerat yang visioner, pandangannya yang jauh ke depan dan sarat dengan filosofi menjadi panutan banyak para pengusaha dan para pelaku pasar.
 
Mochtar Riady sudah bercita-cita menjadi seorang bankir di usia 10 tahun. Ketertarikan Mocthar Riady yang dilahirkan di Malang pada tanggal 12 mei 1929 ini disebabkan karena setiap hari ketika berangkat sekolah, dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari Nederlandsche Handels Bank (NHB) dan melihat para pegawai bank yang berpakaian perlente dan kelihatan sibuk.
 
== Kehidupan Awal ==
 
== Kehidupan Awalawal ==
Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi (1808-1959), sedangkan ibunya bernama Sibelau (1989-1939). Kedua orangtuanya merantau dari [[Fujian]] dan tiba di Malang pada tahun 1918.<ref name=Ariyanto>Ariyanto, ''[http://ariyanto.wordpress.com/2009/05/31/mencari-%E2%80%99%E2%80%99rumah-masa-depan%E2%80%99%E2%80%99-di-san-diego-hills-bersama-ibu-ibu-pengajian-2-habis/ Mencari ’’Rumah Masa Depan’’ di San Diego Hills Bersama Ibu-Ibu Pengajian (2-Habis)]'', INDOPOS, Jumat, 29 Mei 2009. Diakses 16 Februari 2011.</ref>
 
Pada tahun 1947, Riady ditangkap oleh pemerintah Belanda karena menentang pembentukan Negara Indonesia Timur dan sempat ditahan di penjara Lowokwaru, Malang. Ia kemudian di buang ke Cina, dan ia kemudian mengambil kuliah filosofi di [[Universitas Nanking]]. Mochtar Riady tinggal di Hongkong hingga tahun 1950, dan kemudian kembali lagi ke Indonesia.<ref name=pdat>''[http://www.pdat.co.id/ads/html/M/ads,20030624-34,M.html Mochtar Riady]'', Apa & Siapa, Pusat Data dan Analisa TEMPO. Diakses 16 Februari 2011.</ref> Pada tahun 1951 ia menikahi Suryawati Lidya, seorang wanita asal Jember.<ref name=Ariyanto/>
 
== Perjalanan Karierkarier ==
Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, namun ayahnya tidak mendukung karena profesi bankir menurut ayahnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga mereka saat itu sangat miskin
Mochtar Riady sudah bercita-cita menjadi seorang bankir di usia 10 tahun. Ketertarikan Mocthar Riady yang dilahirkan di Malang pada tanggal 12 mei 1929 ini disebabkan karena setiap hari ketika berangkat sekolah, dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari Nederlandsche Handels Bank (NHB) dan melihat para pegawai bank yang berpakaian perlente dan kelihatan sibuk. Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, namun ayahnya tidak mendukung karena profesi bankir menurut ayahnya hanya untuk orang kaya, sedangkan kondisi keluarga mereka saat itu sangat miskin.
 
Pada tahun 1951 ia menikahi Suryawati Lidya, seorang wanita asal Jember. Oleh mertuanya, Mochtar Riady diserahi tanggungjawab untuk mengurus sebuah toko kecil. Dalam tempo tiga tahun Mochtar Riady telah dapat memajukan toko mertuanya tersebut menjadi yang terbesar di kota Jember. Cita-citanya yang sangat ingin menjadi seorang bankir membuatnya untuk memutuskan pergi ke Jakarta pada tahun 1954, walaupun saat itu dia tidak memiliki seorang kenalan pun di sana dan ditentang oleh keluarganya. Mochtar Riady berprinsip bahwa jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah tidak akan pernah tinggi, namun akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas.
 
== Perjalanan Karier ==
Untuk mencari relasi, Mochtar Riady bekerja di sebuah CV di jalan hayam wuruk selama enam bulan, kemudian ia bekerja pada seorang importer, di waktu bersamaan ia pun bekerjasama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil.
Sampai saat itu, Mochtar Riady masih sangat ingin menjadi seorang bankir, di setiap kali bertemu relasinya, ia selalu mengutarakan keinginannya itu. Suatu saat temannya mengabari dia jika ada sebuah bank yang lagi terkena masalah dan menawarinya untuk memperbaikinya, Mochtar Riady tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut walau saat itu dia tidak punya pengalaman sekalipun. Mochtar Riady berhasil meyakinkan Andi Gappa, pemilik Bank Kemakmuran yang bermasalah tersebut sehingga ia pun ditunjuk menjadi direktur di bank tersebut.