Kerusuhan Sambas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
←Mengganti halaman dengan '{{inuse}} <ref>http://www.dephan.go.id/fakta/p_sambas.htm</ref> <ref>http://zkarnain.tripod.com/MELETUS.HTM</ref> == Referensi == {{reflist}} [[Kategori:Sejarah Ka...'
Baris 1:
{{inuse}}
{{ArtikelBermasalah
|tone=Maret 2010
|nocat=Maret 2010
|rapikan=Maret 2010}}
 
<ref>http://www.dephan.go.id/fakta/p_sambas.htm</ref>
'''Peristiwa Sambas''' adalah sebuah peristiwa kerusuhan berbau suku yang pernah terjadi [[Kabupaten Sambas]], [[Kalimantan Barat]].
<ref>http://zkarnain.tripod.com/MELETUS.HTM</ref>
 
== Latar Belakang ==
Ada beberapa peristiwa yang menjadi tolak belakang kerusuhan ini, antara lain<ref>Departemen Pertahanan Republik Indonesia "Kerusuhan Sambas" 'Dephan.go.id', [http://www.dephan.go.id/fakta/p_sambas.htm]</ref>:
# kasus pencurian ayam oleh seorang warga suku Madura yang ditangkap dan dianiaya oleh warga masyarakat suku melayu.
# Peristiwa berkembang dengan bergabungnya ratusan warga suku Madura dan menyerang warga suku Melayu yang berakibat 3 orang suku Melayu meninggal dunia dan 2 orang luka-luka.
# Akibatnya terjadi saling balas membalas antara warga suku Melayu dibantu suku Dayak menghadapi warga suku Madura dalam bentuk perkelahian, penganiayaan dan pengrusakan.
# Selain itu terjadi pula kasus perkelahian antara kenek angkot warga suku Melayu dengan penumpang angkot warga suku Madura yang tidak mau membayar ongkos.
# Peristiwa berkembang dengan terjadinya kerusuhan, pembakaran, pengrusakan, perkelahian, penganiayaan dan pembunuhan antara warga suku Melayu dibantu warga suku Dayak menghadapi warga suku Madura, yang meluas sampai kedaerah sekitarnya.
# Telah terjadi pengungsian warga suku Madura secara besar-besaran. Kemudian isu ini dieksploitir oleh kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingannya.
# Peristiwa ini adalah kejadian yang kesepuluh sejak tahun 1977 dan juga pernah terjadi terhadap etnis yang lain.
 
== Referensi ==
== Kronologis kejadian versi sebuah milis ==
dihimpun dari berbagai sumber yang ada, menurut sebuah milis <ref>Bincang PK, "Kronologi Kerusuhan" 'mailarchive.com', [http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg02329.html]</ref> menyebutkan bahwa :
 
{{reflist}}
"Peristiwa tertanggapnya seorang warga Madura dari Desa Rambayan Kec. Tebas yang ketahuan akan mencuri Motor di Desa Parit Setia Kec. Jawai, sedangkan dua temannya lagi berhasil meloloskan diri, tersangka tersebut sebelum diserahkan kepada pihak aparat sempat dianiaya atau dipukuli oleh warga setempat. Pihak keamanan kemudian menyerahkan tersangka ke pihak keluarganya (di Desa Rambaian) tetapi pihak tersangka tidak menerima atas perlakuan warga tersebut dan indikasi akan melakukan pembalasan. Peristiwa ini terjadi kira-kira akhir Ramadhan 1419 H.
 
[[Tanggal 19 Januari 1999 di Desa Parit Setia]]
 
Penyerbuan orang Madura ke Perkampungan Melayu dengan 3 truk berisi 300 orang yang menelan korban 3 orang, dua orang melayu, 1 Dayak Mu'alaf. 1 orang mati di tempat, 2 meninggal di rumah sakit. Setelah peristiwa tersebut diadakan upaya damai dengan mediator camat tebas, namun pihak melayu merasa tidak puas sebab penyerbuan tersebut dianggap di tolerir tanpa hukuman yang berarti. Oknum yang terlibat langsung dalam penyerangan tersebut yang dianggap sebagai tertuduh (pembunuh) setelah disidik menurut saksi korban ternyata bukan pelaku sesungguhnya dan hingga saat ini pelakunya masih misteri. Pihak melayu meminta para pelaku seluruhnya ditindak tetapi pelaku yang ditangkap hanya 1 orang yakni anak kepala Desa yang mempunyai truk sedangkan dari pihak melayu ditangkap (diamankan sebanyak 8 orang kesemuanya mengaku sebagai penganiaya pencuri kendaraan.
 
[[Tanggal 26 Januari 1999, Singkawang]]
 
Forum Komunikasi Pemuda Melayu (FKPM) dibentuk dengan pemrakarsa :
Uray Aminuddin, SH (Staff Pemda Bagian Hukum) dan Rosita Nengsih, SH menuntut kasus Parit Setia dituntaskan melalui jalur hukum sebagai ketua adalah M. Jamras (kontraktor dan termasuk jawara warga melayu).
 
[[Tebas, 21 Februari 1999]]
 
Seorang warga Madura berinisial Rd turun dari Bis jurusan Pontianak Kertayasa di Semparuk dengan tidak membayar ongkos sehingga Kernet bernama Bujang L. Idris (Warga Melayu) marah. Sore harinya warga Madura menghadang si kernet yang berasal dari Semparuk diterminal Semparuk kemudian si madura menikam kernet melukai jari tangan dan kaki kanannya. Melihat kejadian itu warga Melayu yang berada di terminal tersebut menghampiri dan mengeroyok si Pelaku penikaman hingga tewas. Kemudian si kernet yang segera dilarikan ke rumah sakit diisukan meninggal maka sore itu juga terjadi pembakaran rumah-rumah yang dilakukaan oleh Warga Melayu, kemudian meerebak ke beberapa daerah sekitar Tebas antara lain:
 
Tebas Sungai, Sunai Kelambu dan daerah sekitarnya yang merupakan pemukiman Madura. Dari peristiewa tersebut warga Dayak di Sungai Kelambu mulai ikut terlibat pembakaran bahkan bertindak sebagai motor penggerak. Perlu diketahui bahwa salah satu Kepala Suku Dayak Sungai Kelambu menjadi korban orang Madura pada peristiwa Sanggau Ledo tahun 1997.
 
[[Pemangkat, 1 Maret 1999]]
Terjadi penganiayaan terhadap 6 orang pekerja buruh jalan dari warga madura, 4 orang meninggal 1 orang meninggal diantaranya meninggal di tempat dan 2 orang lolos
 
[[Desa Lonam Kec. Pemangkat]]
 
Seorang ibu peladang (melayu) ditakut-takuti dan dikejar oleh sekelompok Madura (pencari rumput) kemudian warga Melayu di sekitar Lonam yang tadinya tidak ingin terlibat akhirnya membakar rumah-rumah orang madura di desanya (dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa karena penduduknya telah diungsikan). Pembakaran menjalar ke jalur lintas pemangkat (Gresik, Pusaka, Harapan, Pemangkat Kota, Lonam dan Sinam). Adanya penyulutan di mana pihak Madura menantang pihak melayu dengan ucapan bahwa orang melayu tidak akan melawan orang Madura kalau tidak didukung orang dayak, salah satu cara pembakaran dengan cara disediakan obat nyamuk yang sudah menyala, sebatang korek api dan sebotol bensin yang diletakkan berdekatan dengan sasaran, yang beberapa saat kemudian terjadi kebakaran yang tidak diketahui siapa pelakunya.
 
[[Pemangkat (Desa Prapakan)]]
 
Pihak madura melakukan pencegatan di jalur lintas Pemangkat khususnya Desa Prapakan. Salah seorang korban bernama Manurung (warga Batak) seorang pensiunan Guru dimana isterinya warga Dayak mobilnya dibakar dan diisukan ada korban jiwa dalam pembakaran tersebut orang Melayu (Pemuda-pemuda yang sebagian besar pengangguran) melakukan pembakaran yang membabi-buta yang didukung warga Dayak.
 
[[Pemangkat, 17 Maret 1999]]
 
Terjadi pembakaran serentak di beberapa Desa antara lain : Gresik,Prapakan, Sungai Palai, Parapakan Serdang, Parit Sinam dan Parit Baru)
 
[[Selakau, 17 Maret 1999]]
 
Terjadi tabrak lari di pasar Selakau oleh orang Madura, tersangka lari dan tertangkap oleh masa dan dianiaya sampai meninggal. Masa spontan berkumpul mencapai kurang lebih 1.000 orang sedangkan aparat sedikit dan masa bergerak ke beberapa arah melakukan aksi pembakaran rumah yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya (Madura) sore harinya terjadi pembunuhan orang Madura yang baru datang dari Laut setelah 4 hari mencari ikan di laut saat orang tersebut hendak menjual ikannya.
Selanjutnya pembakaran massal terjadi pula di Desa Mentibar sampai di daerah pegunungan Selindung.
 
[[Samalantan, 17 Maret 1999]]
 
Menyusul terjadinya kabar pembunuhan 1 orang Dayak di Pemangkat oleh orang Madura orang-orang Dayak membakar pemukiman warga Madura yang telah ditinggalkan penghuninya, pasukan Dayak diisukan menyerang kota Singkawang, hal ini dipicu oleh isu meninggalnya seorang warga Dayak di Desa Prapakan Pemangkat. Terjadinya pencegatan oleh orang Madura dimana 1 orang Dayak terbunuh dan otomatis jalur Samalantan ditutup.
 
[[Sanggau Ledo, 17 Maret 1999]]
 
Adanya pembakaran pemukiman Madura karena adanya berita terbunuhnya orang Dayak di Pemangkat (pada umumnya warga Madura telah diungsikan ke pasir Panjang sebelum pembakaran). Tersebar isu Dayak
Pedalaman akan turun ke kota Singkawang namun aparat sudah siap siaga dan dapat diblokade di kompi Batalyon 641 Beruang Hitam, Dayak kembali dan mengambil jalan lain ke daerah bukit Batu.
 
Kamis dinihari tanggal [[18 Maret 1999]] terdengar letupan senapan, kabarnya dayak datang kembali namun berhasil diblokade oleh pasukan keamanan.
 
[[Jum'at siang 19 Maret 1999,]]
 
Dayak Pedalaman sudah memasuki batas blokade keamanan, tawar-menawar tidak dapat diatasi kemudian aparat memerintahkan kepada penduduk Madura (khususnya wanita dan anak-anak untuk mengungsi). Aparat menyiapkan truk dan diangkut ke Pasir Panjang ada sebagian warga yang mendapati orang Dayak Pedalaman yang pergi ke Desa untuk membeli rokok dengan membawa uang yang cukup banyak.
 
[[Singkawang]]
 
Pemukiman Madura yang semula tidak ada tanda-tanda akan dijadikan lahan pembakaran sudah mulai dikosongkan (Condong, Roban dan Pasiran) tetapi masih ada juga yang tetap terutama di daerah yang dekat kantor atau markas keamanan. Berkembang isu juga bahwa beringasnya aksi dayak ini disulut oleh terjadinya pemboman kapal pasukan Dayak oleh pasukan Artileri ABRI di sungai Selakau beberapa waktu yang lalu.
 
[[Sedau]]
 
Pada awal kejadian di daerah-daerah lain terjadi, warga Melayu Sedau tidak terlalu terpancing dan sebagian tokoh masyarakat mengharapkan agar tidak terjadi seperti di daerah lain, tetapi karena
ada hasutan dari warga Melayu daerah lain diantaranya dengan mengirim (afwan) celana dalam maka wargapun terhasut dengan berencana membakar pemukiman Madura. Maka warga Madura diungsikan ke Singkawang dan Pontianak dan upaya penyerbuan atau pembakaran dapat diatasi oleh aparat kepolisian dan tentara.
 
Hal-hal yang bisa diperhatikan terutama di daerah Singkawang kota :
 
a. Aparat menginstruksikan melalui para bintara agar masyarakat mengambil peran aktif didalam menjaga keamanan lingkungan, ada slogan selamatkan diri masing-masing (SDM). Pada hari jum'at
siang (19 >> Maret 1999) kondisi Singkawang cukup tegang dengan isu Dayak masuk kota ditambah dengan aksi hilir mudiknya anggota keamanan dengan senjata lengkap (rata-rata 1 aparat dengan 2
senjata ; pistol dan senapan laras panjang).
 
b. Di tingkat elit sipil kab. Sambas beredar kecurigaan inteligent militer yang sengaja mengambil kepentingan terhadap peristiwa ini sebagai contoh ketika hal ini diungkapkan oleh salah
seorang Eselon III (Kepala BPS) di depan Bupati dan Muspida, tanggapan dari Polres kurang memuaskan dengan mengemukakan alasan berkaitan dengan HAM. Bahkan dalam mengungkapkan ketidak puasan salah seorang pejabat tadi mengatakan : "ABRI terkesan kurang berwibawa dibandingkan daripada Dayak",dan hal ini diiyakan oleh kepada MAWIL Hansip setempat (purnawirawan ABRI)"
 
== Kronologis Kejadian versi Departemen Pertahanan RI ==
Sedangkan menurut versi DEPHAN <ref>Departemen Pertahanan Republik Indonesia "Kerusuhan Sambas" 'Dephan.go.id', [http://www.dephan.go.id/fakta/p_sambas.htm]</ref> Kronologis kejadian yang ada
yaitu :
 
a. Pada tanggal 17 Januari 1999 pukul 01.30 WIB telah ditangkap dan dianiaya pelaku pencurian ayam warga suku Madura oleh warga suku Melayu.
 
b. Pada tanggal 19 Januari 1999 sekitar 200 orang suku madura dari suatu desa menyerang warga suku Melayu desa lainnya.
 
c. Hari berikutnya terjadi perkelahian antara warga suku Madura dan warga suku Melayu karena tidak membayar ongkos angkot. Kejadian ini berkembang menjadi perkelahian antara kelompok dan antara desa yang disertai pembakaran, pengrusakan dan tindak kekerasan lainnya.
 
d. Warga suku Melayu dibantu suku Dayak melakukan penyerangan, pembakaran, pengrusakan, penganiayaan dan pembunuhan terhadap warga suku Madura dan selanjutnya saling membalas.
 
e. Peristiwa berkembang dengan terjadinya pengungsian warga Madura dalam jumlah cukup besar menuju Singkawang dan Pontianak.
 
f. Tindakan aparat keamanan antara lain :
- Melokalisir dan mencegah meluasnya kejadian,
- Membantu mengevakuasi para pengungsi, melakukan pencarian dan penyelamatan suku Madura yang melarikan diri kehutan,
- Membantu para pengungsi ditempat penampungan,
- Mengadakan dialog dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama, serta
- Melakukan upaya penegakan hukum terhadap para pelaku kriminal.
 
g. Korban akibat kerusuhan Sambas terdiri dari, meninggal dunia 489 orang, luka berat 168 orang, luka ringan 34 orang, rumah dibakar dan dirusak (3.833), mobil dibakar/dirusak (12) dan motor (9), masjid/madrasah dirusak/dibakar (8), sekolah dirusak (2), gudang dirusak (1) dan warga Madura mengungsi 29. 823 orang.
 
== Proses Hukum ==
 
a. Pelaku yang ditangkap 208 orang dan dalam proses peradilan sebanyak 59 orang, yang terdiri dari suku Madura 13 orang, suku Melayu 42 orang dan suku Dayak 4 orang. <ref>Incibik Blogspot "Kerusuhan di sambas" 'Incibik Blogspot', [http://incibik.blogspot.com/2009/05/kerusuhan-di-sambas.html]</ref>
 
b. Barang bukti disita 607 pucuk senjata api rakitan, 2.336 senjata tajam, 76 bom molotov, 86 ketapel, 969 anak panah, 8 botol dan 8 toples obat mesiu, 443 butir peluru timah, 79 peluru pipa besi, 349 butir peluru setandard ABRI dan 441 butir peluru gotri.
 
 
== Kesimpulan ==
 
1. Peristiwa ini berakar antara lain pada masalah kesenjangan pendidikan, marginalisasi suku tertentu dalam menduduki posisi di pemerintahan, kesenjangan ekonomi antara suku pendatang dan suku asli serta adanya benturan budaya/perilaku sosial.<ref>Incibik Blogspot Kesimpulan "Kerusuhan di sambas" 'Incibik Blogspot', [http://incibik.blogspot.com/2009/05/kerusuhan-di-sambas.html]</ref>
 
2. Kerusuhan massal dipicu oleh adanya perkelahian individu antara suku yang berbeda dan selanjutnya meluas keseluruh kabupaten Sambas.
 
3. Kehadiran Pasukan Penindak Kerusuhan Massal (PPRM), telah banyak membantu penyelesaian peristiwa ini.
 
4. Masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk seyogyanya selalu saling menghormati adat istiadat masing-masing dan senantiasa menjaga Persatuan kesatuan.
 
TNI dan Polri selalu memprioritaskan untuk menjaga harmoni kehidupan yang telah dinikmati masyarakat Indonesia yang majemuk. Menyikapi peristiwa Sambas, TNI dan Polri telah menjalankan perannya sebagai pasilitator sekaligus menyelaras demi tercapainya titik temu antara kelompok masyarakat yang bertikai.
 
== References ==
 
{{refs|2}}
 
[[Kategori:Sejarah Kalimantan Barat]]