Sumatera Thawalib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
k Membuang kategori Pendidikan di Indonesia; Menambahkan kategori Sekolah di Indonesia (HotCat)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
Baris 10:
Pada tahun 1913, [[Zainuddin Labai Al-Yunusi]] kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu dengan [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, [[Payakumbuh]]. Zainuddin Labai sebagai guru pada surau tersebut dan tahun 1915 mendirikan Sekolah [[Diniyah Putri|Diniyah]]. Terpengaruh oleh sistem pendidikan pada sekolah Diniyah, Zainuddin Labai mengajak para pelajar surau Jembatan Besi membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan ''Makaraful Ichwan'', untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah serta persahabatan antara sesama penganut agama Islam.
 
Pada tahun 1918 Zainuddin Labai Al-Yunusi, Jalaluddin Thaib dan Inyiak Mandua Basa merubahmengubah nama Koperasi Pelajar Jembatan Besi dengan nama "Sumatera Thawalib" dengan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan nama ini sekaligus merubahmengubah nama surau Jembatan Besi menjadi nama Sumatera Thawalib. Perubahan nama tersebut diilhami oleh organisasi pemuda [[Jong Sumatranen Bond]] yang waktu itu sudah membuka cabangnya di [[Bukittinggi]] dan [[Padang]].
 
Setelah surau Jembatan Besi mengalami banyak perubahan dan pembaharuan, maka pada tahun 1918 Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas pada Sumatera Thawalib dan semenjak itu sistem pendidikan surau yang selama ini dianut oleh surau Jembatan Besi sudah berubah menjadi Sumatera Thawalib yang mempergunakan sistem sekolah. Sesudah sistem pendidikannya berubah, maka Haji Rasul menyusun kembali kurikulum, metode mengajar, dan buku yang akan dipergunakan pada Sumatera Thawalib dengan memasukkan mata pelajaran umum.
Baris 20:
Pada tanggal 15 Januari 1919, dengan mengambil tempat di surau [[Muhammad Jamil Jambek]] di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib dengan pelajar Parabek. Hasil pertemuan ini adalah dibentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai "Sumatera Thawalib", dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam.
 
Pada tahun 1921, Ibrahim Musa memperkenalkan sistem madrasah pada surau Parabek seperti yang dilaksanakan pada Sumatera Thawalib, dan semenjak itu surau Parabek sudah berubah namanya menjadi Sumatera Thawalib Parabek. Selanjutnya surau di Padang Japang, Maninjau, dan Batusangkar juga merubahmengubah nama dengan Sumatera Thawalib seperti yang dilakukan oleh surau Jembatan Besi dan surau Parabek.
 
=== Pergerakan Politik ===