Mafia Berkeley: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Soeharto kembali ke Mafia Berkeley saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terhambat karena turunnya harga minyak di pertengahan tahun 1980-an. Mafia Berkeley sekali lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi, sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat.<ref>{{harv|Elson|2001|p=247}}</ref> Namun sekali lagi, saat perekonomian Indonesia tumbuh, Mafia Berekley menghadapi oposisi politik. Kali ini lawan mereka adalah [[Sudharmono]] dan [[Ginanjar Kartasasmita]] yang menginginkan nasionalisme ekonomi serta dari [[BJ Habibie]] yang menginginkan pengembangan ekonomi berbasis teknologi. Dan seperti yang sebelumnya telah terjadi, Soeharto kembali berpihak pada nasionalis ekonomi dan memperlemah posisi Mafia Berkeley.
 
Pada masa kehancuran perekonomian Indonesia akibat krisis finansial Asia Tenggara di tahun 1997, Mafia Berkeley turut dipersalahkan dan dianggap sebagai bagian dari rezim Orde Baru. Pada masa reformasi, hanya Widjojo yang masih dipertahankan di pemerintahan.
Mafia Berkeley memiliki peran besar memperbaiki perekonomian Indonesia yang carut marut akibat gejolak politik di pertengahan tahun 1960-an.
 
== Referensi ==