Midas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 17:
Midas menuruti kata-kata Bacchus, dan begitu tangannya menyentuh air, kekuatannya ikut terbawa oleh aliran air. Tangan Midas kembali normal dan pasir sungai Paktolos menjadi berwarna emas. Mitos ini menjelaskan mengapa sungai Paktolos kaya akan emas. Dinasti kaya yang mengklaim Midas sebagai leluhurnya juga menggunakan mitos ini untuk menjelaskan asal-usul kekayaannya. Emas kemungkinan bukan satu-satunya sumber kekayaan Midas. Dia juga dipercaya menemukan [[timah]] putih dan hitam.<ref>[[Gaius Julius Hyginus|Hyginus]], ''[[Fabulae]]'' 274</ref>
<!--▼
Midas, yang kini kaya raya, menjadi pengikut [[Pan]], satir dan dewa hutan. Ada pendapat bahwa Midas juga memiliki darah satir dalam tubuhnya.<ref>[[Flavius Philostratus]], ''Kehidupan [[Apollonios dari Tiana]]'' (6.27). ([http://www.livius.org/ap-ark/apollonius/life/va_6_26.html daring])</ref> Beberapa [[mitografer]] Romawi menyatakan bahwa guru musiknya adalah [[Orfeus]].<ref>[[Cicero]] ''On Divination'' 1.36</ref><ref>[[Valerius Maximus]], 1.6.3</ref><ref>[[Ovidius]], ''[[Metamorphoses]], 11.92.</ref>
Suatu hari, Pan berani menyamakan kemampuan musiknya dengan [[Apollo (mitologi)|Apollo]], dewa musik. Pan menantang Apollo dalam sebuah kontes musik. [[Tmolos]], dewa gunung, ditunjuk sebagai jurinya. Kontes dimulai, dan Pan meniup pipanya dengan melodi pedesaan yang memukau dirinya sendiri serta para pengikutnya, termasuk Midas, yang juga menyaksikan kontes tersebut.
Kemudian tiba giliran Apollo. Sang dewa memetik senar-senar pada [[lira (alat musik)|lira]]nya dan membuai para pendengar dengan musik yang mengagumkan. Tmolos langsung menyatakan Apollo sebagai pemenangnya. Semua yang hadir setuju dengan keputusan tersebut, kecuali satu orang, yaitu Midas. Midas tidak terima dengan keputusan tersebut dan memprotes jurinya.
▲<!--
Apollo would not suffer such a depraved pair of ears any longer, and caused them to become the ears of a [[donkey]].<ref>Hyginus, ''Fabulae'' 191.</ref> The myth is illustrated by two paintings, ''"Apollo and Marsyas"'' by [[Palma il Giovane]] (1544–1628), one depicting the scene before, and one after, the punishment.
|