Jam kanonis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
| last = Maryanto
| first = E.
Baris 8:
| year = 2004
| pages = 73
| isbn = 9792103244 }}</ref> Ibadah harian
==
▲Tujuan [[ibadah]] harian adalah agar umat selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Manusia hendaknya berkomunikasi dengan Tuhan selagi manusia bekerja dan dilakukan di dalam keheningan.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Praktek Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...”.<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"> Rasid Rachman, Pengantar Sejarah Liturgi. Tangerang: Bintang Fajar, 1999.</ref>
== Praktik ==
Hingga awal abad ke-3 waktu doa yang lazim adalah sebagai berikut:<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"></ref>
* Doa pagi dilakukan pada jam pertama, pukul 06.00, untuk mengingat Tuhan telah bangkit.
* Doa jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:15) dan doa jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sebab Ia adalah matahari dan terang yang benar.
* Doa jam ke-9 (Kisah Para Rasul 3:1), sebab Tuhan telah menanggung sengsara yang hebat.
* Doa Malam (Kisah Para Rasul 16:25), dilakukan pada pukul 17.00-18.00 atau pada malam hari sebab bagi anak-anak terang, malam adalah sama dengan siang.
== Tradisi Hippolytus ==
Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan
▲Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa menjadi 7 kali sehari antara lain:
A. Doa pembuka saat ayam berkokok, ''galli cantu'', hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]
B. Doa pagi dulu biasa disebut [[Laudes]]. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing
C. Doa jam ketiga (tertia) setelah fajar dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati,
D. Doa jam keenam (sextia) setelah fajar atau pada tengah hari; hal ini mengingat saat penyaliban
E. Doa jam kesembilan (nona) setelah fajar atau jam tiga sore; hal ini mengingat air dan darah yang mengucur dari tubuh [[Kristus]] dan saat wafatNya.
F. Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut [[Vesper]]. Maksud [[doa]] ini adalah
G. Doa [[completorium]], doa penutup hari.
== Menurut Martin Luther ==▼
== Lihat juga ==
Ibadah harian di [[Gereja]]-gereja [[Reformasi]], terutama Lutheran tetap diperhatikan. [[Martin Luther]] (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Ibadah pagi (''matutinum'') dengan pembacaan [[Perjanjian Lama]], menyanyikan hymne [[Jerman]] dan hymne [[Misa Latin|Latin]]. Ibadah senja (''verperas'') dengan pembacaan [[Perjanjian Baru]] dan menyanyikan [[Magnificat]].<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref>▼
* [[Horarium]] yaitu tradisi Ibadah harian dalam Gereja Katolik.
▲== Menurut Martin Luther ==
▲Ibadah harian di [[Gereja]]-gereja [[Reformasi]], terutama Lutheran tetap diperhatikan. [[Martin Luther]] (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Ibadah pagi (''matutinum'') dengan pembacaan [[Perjanjian Lama]], menyanyikan hymne [[Jerman]] dan hymne [[Misa Latin|Latin]]. Ibadah senja (''
== Referensi ==
|