Jam kanonis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
{{tone}}
 
{{wikify}}
Dalam tradisi [[Kristen]], '''ibadahIbadah harian''' atau '''ibadat harian''' dalam tradisi [[Kristen]] adalah rangkaian ibadat sepanjang hari yang dilaksanakan pada jam-jam tertentu.<ref name="kamusliturgi">{{cite book
| last = Maryanto
| first = E.
Baris 8:
| year = 2004
| pages = 73
| isbn = 9792103244 }}</ref> Ibadah harian telah lamamulanya dipraktikkan oleh jemaat mula-mulaKristen, dengan mengambil pola kebiasaan agama [[Yahudi]]. SebagaimanaSeperti masing-masing mazhabkebiasaan dalam pelbagai mazhab agama Yahudi, tidak semua tempat memakaiada tata waktu dan praktik yang seragam untuk ibadah harian sejakpada gereja awal.<ref name="Hari Raya Liturgi"> Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.</ref>
 
== IbadahMaksud Hariandan tujuan ==
Tujuan [[ibadahIbadah]] harian adalahdimaksudkan agarmenjadi sarana bagi umat untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. ManusiaHal hendaknyaitu berkomunikasidilaksanakan dengan Tuhanmenyisihkan selagi manusia bekerjawaktu dan dilakukanberdoa di dalam keheningan.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Praktek Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di dalam [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11: yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...”.<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"> Rasid Rachman, Pengantar Sejarah Liturgi. Tangerang: Bintang Fajar, 1999.</ref>
 
Tujuan [[ibadah]] harian adalah agar umat selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Manusia hendaknya berkomunikasi dengan Tuhan selagi manusia bekerja dan dilakukan di dalam keheningan.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Praktek Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman [[Perjanjian Lama]] antara lain tertulis di [[Kitab Daniel]] 6 ayat 11 yang menuliskan bahwa “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...”.<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"> Rasid Rachman, Pengantar Sejarah Liturgi. Tangerang: Bintang Fajar, 1999.</ref>
 
== Praktik ==
Hingga awal abad ke-3 waktu doa yang lazim adalah sebagai berikut:<ref name="Pengantar Sejarah Liturgi"></ref>
 
* Doa pagi dilakukan pada jam pertama, pukul 06.00, untuk mengingat Tuhan telah bangkit.
* Doa jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:15) dan doa jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sebab Ia adalah matahari dan terang yang benar.
* Doa jam ke-9 (Kisah Para Rasul 3:1), sebab Tuhan telah menanggung sengsara yang hebat.
* Doa Malam (Kisah Para Rasul 16:25), dilakukan pada pukul 17.00-18.00 atau pada malam hari sebab bagi anak-anak terang, malam adalah sama dengan siang.
 
== Tradisi Hippolytus ==
Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa menjadi 7 kali sehari antara lain:
 
Tradisi Rasuli dari [[Hippolytus]] (tahun 215) menguraikan hal waktu doa menjadi 7 kali sehari antara lain:
 
A. Doa pembuka saat ayam berkokok, ''galli cantu'', hal ini mengingat Petrus menyangkal [[Yesus]]
 
B. Doa pagi dulu biasa disebut [[Laudes]]. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing , sesaat setelah bangun tidur, atau yangdan biasa kita sebutdisebut saat teduh pagi
 
C. Doa jam ketiga (tertia) setelah fajar dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, hal iniuntuk mengingat datangnya [[Roh Kudus]].
 
D. Doa jam keenam (sextia) setelah fajar atau pada tengah hari; hal ini mengingat saat penyaliban, maka berdoa dengan kuasa yang besar.
 
E. Doa jam kesembilan (nona) setelah fajar atau jam tiga sore; hal ini mengingat air dan darah yang mengucur dari tubuh [[Kristus]] dan saat wafatNya.
 
F. Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut [[Vesper]]. Maksud [[doa]] ini adalah menyesaluntuk menyesali dan mengakui dosa-dosa kita serta bersyukur atas anugerah yang telah kita terimaditerima pada hari tersebut. Hal ini mengingatmengingatkan saat [[Yesus]] dikubur.
 
G. Doa [[completorium]], doa penutup hari.
 
== Menurut Martin Luther ==
 
== Lihat juga ==
Ibadah harian di [[Gereja]]-gereja [[Reformasi]], terutama Lutheran tetap diperhatikan. [[Martin Luther]] (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Ibadah pagi (''matutinum'') dengan pembacaan [[Perjanjian Lama]], menyanyikan hymne [[Jerman]] dan hymne [[Misa Latin|Latin]]. Ibadah senja (''verperas'') dengan pembacaan [[Perjanjian Baru]] dan menyanyikan [[Magnificat]].<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref>
* [[Horarium]] yaitu tradisi Ibadah harian dalam Gereja Katolik.
 
Doa adalah hal pertama yang kita lakukan pada pagi hari dan hal terakhir pada malam hari. Dan hati kita jangan tergoda pikiran salah yang suka menipu seperti itu: Tunggu sedikit, setelah satu jam aku mulai berdoa; sebelumnya aku masih harus membereskan ini atau itu dulu. Sebab, dengan pikiran seperti ini kita pindah dari doa kepada urusan yang tidak akan melepaskan kita lagi, sehingga sepanjang hari kita tidak jadi berdoa. Bisa jadi, ada perbuatan yang sama baiknya atau malah lebih baik daripada berdoa, khususnya dalam keadaan darurat.
 
== Menurut Martin Luther ==
S. [[Hieronimus]] pernah berkata: Semua karya orang beriman adalah doa. Dan sebuah pepatah berbunyi: Orang yang tekun bekerja, doanya berlipatganda. Maka hal ini harus kita katakan tentang seorang beriman yang waktu bekerja menghormati Allah dan mengindahkan hukum-Nya, supaya jangan merugikan orang lain dan jangan mencuri, merugikan atau menipunya, tentu saja pikiran dan iman seperti ini membuat kerja menjadi doa dan pujian (bagi [[Allah]])... Tentang doa tanpa henti, Yesus berkata ([[Alkitab|Luk 11:9-13]]):”Berdoalah tanpa henti” Maka, tanpa berhenti kita harus menghindari berbuat dosa dan ketidakadilan.
Ibadah harian di [[Gereja]]-gereja [[Reformasi]], terutama Lutheran tetap diperhatikan. [[Martin Luther]] (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari.<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref> Ibadah pagi (''matutinum'') dengan pembacaan [[Perjanjian Lama]], menyanyikan hymne [[Jerman]] dan hymne [[Misa Latin|Latin]]. Ibadah senja (''verperasverpera'') dengan pembacaan [[Perjanjian Baru]] dan menyanyikan [[Magnificat]].<ref name="Hari Raya Liturgi"></ref>
 
Hal ini mustahil, kalau orang tidak takut kepada Allah dan tidak memperhatikan perintah-Nya, seperti dikatakan dalam [[Mazmur]] 1,2:”Berbahagialah orang yang siang-malam suka melakukan perintah Tuhan dan merenungkannya...” Kalau hati menjadi hangat karena kita berkata demikian dan sudah menjadi tenang, maka berlututlah atau berdirilah dengan tangan terkatup, mata terarah ke atas dan berkata atau berpikir dengan singkat: Bapa di [[surga]], [[Allah]] terkasih, aku ini seorang yang kurang pantas, orang berdosa yang malang dan tidak layak mengangkat mata dan tangan ke ke hadirat-Mu atau pun berdoa. Tetapi karena Engkau menyuruh kita semua untuk berdoa dan karena berjanji akan mengindahkan doa kita dan pula karena kata-kata serta caranya yang telah dianjurkan Yesus, Putra-Mu yang tercinta dan Tuhan kami, maka aku datang karena disuruh dan taat. Aku percaya pada janji-janji-Mu dan atas Nama Yesus Kristusku. Dan aku berdoa bersama semua orang Kristen yang kudus di atas bumi ini, seperti diajarkan oleh Kristus: “Bapa kami yang ada di surga...” Kata demi kata! Lalu, ulangilah bagian-bagiannya sebanyak kamu suka.”
 
== Referensi ==