Sejarah Timor Leste: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 114.79.57.124 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Mimihitam
Baris 10:
Selain Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama [[Aquiles]] yang dinyatakan hilang di hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal FRETILIN). Istri komandan Aquilis sekarang ada di [[Baucau]] dan masih terus menanyakan kepada para komandan FRETILIN lain yang memegang kendali di sektor Timur pada waktu itu tentang keberakaan suaminya.
 
Selama perang saudara di Timor Leste dalam kurun waktu 3 bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (16060.000 orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi [[PBB]]). Selebihnya mati ditangan Indonesia saat dan sesudah invasi dan adapula yang mati kelaparan atau penyakit. Hasil [[CAVR]] menyatakan 40183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan bahan kimia dari bom-bom [[napalm]], serta mortir-mortir.
 
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun [[1976]] sebagai provinsi ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik.
Baris 18:
[[Berkas:East Timor Demo.jpg|left|thumb|200px|Salah satu demonstrasi di [[Australia]] yang menentang kependudukan Indonesia di Timor Timur]]
 
Namun [[PBB]] yang di setir oleh AS dan australia tidak menyetujui tindakan Indonesia. Setelah referendum yang diadakan pada tanggal [[30 Agustus]] [[1999]], di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia. Pada prosesnya terdapat banyak kecurangan yang dilakukan oleh PBB [australia sebagai penyelenggara referendum ], hal ini dikarenakan kepentingan Australia terhadap timor-timur karena menurut pihak australia teradapat ladang minyak mentah yang dapat menguntungkan australia jika timor- timur berpisah dari indonesia. Antara waktu referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi ke Timor barat.Hal ini disebakan oleh pembantaian yang terlebih dahulu dilakukan terhadap pihak prointegrasi yang dilakukan oleh fretilin, sekitar 3.000 jiwa tewas dan 16.000 terpaksa mengungsi ke indonesia. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi, air, sekolah dan listrik hancur. Pada [[20 September]] 1999 pasukan penjaga perdamaian [[International Force for East Timor]] (INTERFET)yang di dominasi tentara Australia tiba dan mengakhiri hal ini. Pada [[20 Mei]] [[2002]], Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama [[Timor Leste]] dengan sokongan luar biasa dari PBB [australia]. Ekonomi berubah total setelah PBB mengurangi misinya secara drastis.
 
Semenjak hari kemerdekaan itu, pemerintah Timor Leste berusaha memutuskan segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi [[Bahasa Portugis]] sebagai bahasa resmi dan mendatangkan bahan-bahan kebutuhan pokok dari Australia sebagai "balas budi" atas campur tangan Australia menjelang dan pada saat referendum. Selain itu pemerintah Timor Leste mengubah nama resminya dari Timor Leste menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan mengadopsi mata uang [[dolar AS]] sebagai mata uang resmi yang mengakibatkan rakyat Timor Leste menjadi lebih krisis lagi dalam hal ekonomi.