Slamet Muljana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k revisi templat
VoteITP (bicara | kontrib)
k merapikan
Baris 1:
Prof. Dr. '''Slamet Muljana''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|21|3|1929|[[Jakarta]]|2|6|1986}}),<ref>{{cite book |last=Muljana |first=Slamet |authorlink=Slamet Muljana |title=Kesadaran nasional: dari kolonialisme sampai kemerdekaan |year=2008 |publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|page=357 |location=Yogyakarta |id=ISBN 9791283559 }}</ref> adalah seorang [[filolog]] dan sejarawan dari [[Indonesia]].
{{noref}}
'''Prof. Dr. Slamet Muljana''' (EYD: '''Slamet Mulyana'''; {{lahirmati|[[Yogyakarta]]|21|3|1921|[[Jakarta]]|2|6|1986}}), adalah salah satu ahli bahasa dan sejarah terkemuka [[Indonesia]].
 
== Pendidikan dan Karier ==
Slamet Muljana memperoleh gelar [[B.A.]] dari [[Universitas Gadjah Mada]] tahun 1950, gelar M.A. dari [[Universitas Indonesia]] tahun 1952, gelar Doktor Sejarah dan Filologi dari Universitas Louvain, [[Belgia]], tahun 1954, serta menjadi profesor pada [[Universitas Indonesia]] sejak tahun 1958.
 
Slamet Muljana pernah mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]], IKIP Bandung ([[Universitas Pendidikan Indonesia]] sekarang), Akademi Penerangan, dan Akademi Jurnalistik. Selain itu ia juga pernah mengajar di luar negeri, antara lain, [[Universitas Johann ''Wolfgang von Goethe]] Universitat'' (Universitas [[Frankfurt]], [[Jerman]]), [[''State University of New York]]'' ([[Albany, New York|Albany]], [[Amerika Serikat]]), dan [[National''Nanyang University of Singapore]]'' ([[Singapura]]). Serta ia pernah pula menjabat sebagai direktur Institut untuk Bahasa dan Kebudayaan di Singapura, serta menjadi anggota dewan kurator pada [[''Institute of Southeast Asian Studies]]'' di Singapura.
 
== Hasil Karya ==
Baris 31 ⟶ 30:
 
== Kontroversi dalam Karya ==
Karya-karya Slamet Muljana dalam ilmu [[Sejarah]] tidak jarang mengundang kontroversi dari para pembacanya. Misalnya dalam buku ''RuntuhnyaRuntuhnja Kerajaankeradjaan Hindu-Djawa Jawadan timbulnja negara2 Islam di Nusantara'' (1968) dengan berani ia mengungkapkan kalau [[Walisongo]] adalah para ulama keturunan [[Cina]]. Pendapat tersebut mengundang reaksi keras karena kepercayaan masyarakat yang sudah terlanjur kuat, bahwa anggota-anggota [[Walisongo]] adalah keturunan [[Arab]]. Tidak hanya itu, pemerintah [[Orde Baru]] bahkan melarang terbit buku tersebut, karena saat itu sedang maraknya sentimen anti [[Cina]].
 
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; margin:0 0em 1em .25em; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"Sekali fakta sejarah itu ditemukan, fakta itu tidak akan dapat diubah. Meskipun fakta sejarah itu mungkin terlalu pedas untuk dirasakan, ilmu sejarah tetap mengejar-ngejarnya".<p style="text-align: right;">— Tulis Slamet Muljana dalam kata pengantar bukunya.<ref>{{cite book |last=Muljana |first=Slamet |authorlink=Slamet Muljana |title=Runtuhnja keradjaan Hindu-Djawa dan timbulnja negara2 Islam di Nusantara |year=1968 |publisher=Bhratara }}</ref></blockquote>
 
Karya Slamet Muljana yang lain juga berani menentang pendapat umum. Dalam buku ''Sriwijaya'' (1960), ia berpendapat bahwa [[Rakai Panangkaran]] adalah anggota keluarga [[Syailendra]] yang telah mengalahkan keturunan [[Sanjaya]]. Padahal pendapat umum mengatakan kalau [[Rakai Panangkaran]] adalah putra [[Sanjaya]] yang menjadi bawahan [[Syailendra]].
 
==Rujukan==
{{reflist}}
 
{{DEFAULTSORT:Muljana, Slamet}}
 
{{lifetime|19211929|1986|}}
 
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]