Gwangjong dari Goryeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
Goryeo terjadi perubahan dengan naiknya Gwangjong ke atas tahta. Pada tahap awalnya sebagai pemimpin, ia bersifat pasif terhadap para nobel. Namun ia menjadi makin dan semakin drastik. Choi Seung-Ro menyatakan bahwa masa pemerintahannya dapat dibagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah periode meraba-raba, kedua adalah periode meningkatkan kekuasaan, dan yang terakhir adalah periode pembersihan.
 
== Periode Pertama - Periode Meraba-raba (949–955) ==
Pada tahap awal Goryeo, terdapat sindikasi klan-klan yang berkuasa. Selain itu banyak dari klan mereka merupakan dukungan kekuasaan baginya. Tidak mudah untuk menguatkan kekuasaan dan ia mulai mencari cara untuk meningkatkan kekuasaannya. Ia belajar bagaimana untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan membaca [[zhenguanzhengyao]]. Ia mendapat dukungan publik dengan mendukung [[Buddhisme]].
 
== Periode Kedua - Periode Meningkatkan kekuasaan (955–959) ==
Fokus dari reformasinya merupakan peningkatan kekuasaan kaisar. Ia mulai menyisihkan klan-klan yang berkuasa dari istana [[Goryeo]]. Ia membawa [[Ssang Gi]] dan menetralisasikan orang-orang dari [[Cina]] ke dalam istananya dan memulai reformasi agresif. Ia membuat ''hukum emansipasi perbudakan'' (노비안검법, 奴婢按檢法) di tahun 958, dan '' [[Gwageo|layanan pemeriksaan sipil nasional]]'' di tahun 958. [[Gwageo|Layanan pemeriksaan sipil nasional]] membantu istana [[Goryeo]] melengkapi wajah-wajah baru dan mengeluarkan orang-orang dari klan yang berkuasa.
 
== Periode Ketiga - Periode Pembersihan (959–975)==
Klan yang berkuasa tidak senang karena tingkah lakunya yang agresif dan reformasi. Mereka sadar bahwa mereka akan segera dibersihkan olehnya intuitif. Akhirnya, beberapa dari mereka mempunyai rencana untuk memberontak. Namun mereka telah dibunuh terlebih dahulu sebelum pemberontakan itu terjadi. Yang menjadi contoh umum dari eksekusi tersebut adalah Pangeran Heunghwa dan Pangeran Gyeongchunwon.