Pertu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib) k bot Menambah: ru:Притху |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{
| Image = King Prithu.jpg
| Nama = Pertu
| Caption =
| Caption = Lukisan Pertu yang sedang memanah [[Pertiwi]] dalam wujud [[sapi]], dari kitab [[Bhagawatapurana]] versi [[India]]. Dibuat sekitar [[abad ke-18]].▼
| Devanagari = पृथु
| Gelar_sebagai = Awatara Wisnu sebagai Maharaja yang mensejahterakan dunia
| Ejaan_Sansekerta = Pṛthu
| Golongan = [[Manusia]] [[awatara]]
| Senjata = Panah
| Kitab = ''[[Purana]]''
|
▲| Anak = Wijitaswa, Haryaksa, Dumrakesa, Wreka dan Drawina
}}
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Pertu''' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: पृथु ; ''Pṛ(ri)thu'') adalah salah satu [[awatara]] [[Wisnu]]. Ia merupakan
== Asal-usul ==
Dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'' disebutkan bahwa Pertu lahir dari tangan kanan [[Wena]]. Kejadiannya bermula setelah Wena menjadi raja yang lalim, ia diburu dan akhirnya tewas. Karena tidak memiliki keturunan, maka para [[resi]] meremas tubuh Wena dalam sebuah upacara dan berharap keajaiban akan datang. Ketika paha kanan Wena diremas, muncullah sesosok makhluk kerdil hitam menyeramkan, yang merupakan sisi buruk Wena. Ketika tangan kanannya diremas, maka muncullah sesosok anak yang tampan. Kelahirannya diringi dengan kemunculan [[busur]], [[anak panah]] dan tongkat. Anak yang muncul itu disebut Pertu. Pasangannya, [[Arcisa]], juga muncul dari tubuh Wena.
Ia disebut Pertu yang secara [[harfiah]] berarti "besar" atau "luas", karena ia terlahir dengan usaha yang besar. Ada juga yang mengatakan bahwa kata Pertu berarti "montok", karena tangan kanan Wena montok.
Baris 27 ⟶ 25:
== Pertu dan Pertiwi ==
▲[[Berkas:Prithu.jpg|left|thumb|
Menurut [[mitologi Hindu]], pada suatu zaman, [[Pertiwi|Dewi Bumi]] menelan segala tumbuhan sehingga tidak ada makanan bagi makhluk hidup. Rakyat Pertu menjadi kelaparan dan terancam punah. Akhirnya Pertu memutuskan bahwa ia akan membunuh Dewi Bumi apabila tidak ada tumbuhan seperti sediakala. Kemudian Pertu mengambil busur dan anak panahnya untuk membunuh Dewi Bumi. Mengetahui hal tersebut, Dewi Bumi panik dan melarikan diri dalam wujud seekor [[sapi]] betina. Kemana pun sang dewi kabur, Pertu selalu berhasil mengejarnya. Setelah sadar bahwa ia tidak dapat melarikan diri lagi, Dewi Bumi menyerah kepada Pertu dan memohon ampun.
|