Pangeran Puger: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kia 80 (bicara | kontrib)
k WikiCleaner 0.99 - ProyekWiki disambiguasi - Mari bergabung!
Baris 7:
 
== Mempertahankan Plered ==
Puncak pemberontakan [[Trunajaya]] terjadi pada tahun [[1677]]. Pangeran dari [[Pulau Madura|Madura]] tersebut melancarkan serangan besar-besaran ke ibu kota [[Kesultanan Mataram]] yang terletak di Plered. [[Amangkurat I]] melarikan diri ke barat dan menugasi [[Adipati Anom]] (Mas Rahmat) untuk mempertahankan istana. Namun, Adipati Anom menolak dan memilih ikut mengungsi. Pangeran Puger pun tampil menggantikan kakak tirinya tersebut untuk membuktikan kepada sang ayah bahwa tidak semua anggota Keluarga Kajoran terlibat pemberontakan Trunajaya.
 
Ketika pasukan Trunajaya tiba di istana Plered, pihak Amangkurat I telah pergi mengungsi. Pangeran Puger pun berjuang menghadapinya. Namun, kekuatan musuh sangat besar. Ia terpaksa menyingkir ke desa Jenar. Di sana Pangeran Puger membangun istana baru bernama Kerajaan Purwakanda. Ia mengangkat diri sebagai raja bergelar '''Susuhunan Ingalaga'''.
Baris 38:
Bupati Semarang yang bernama Rangga Yudanegara bertindak sebagai perantara Pangeran Puger dalam meminta bantuan [[VOC]]. Kepandaian diplomasi Yudanegara berhasil membuat VOC memaafkan peristiwa pembunuhan Kapten Tack. Bangsa Belanda tersebut menyediakan diri membantu perjuangan Pangeran Puger, tentu saja dengan perjanjian yang menguntungkan pihaknya.
 
Isi Perjanjian Semarang yang terpaksa ditandatangani Pangeran Puger antara lain penyerahan wilayah [[Pulau Madura|Madura]] bagian timur kepada VOC.
 
== Merebut Kartasura ==
Pada tanggal [[6 Juli]] [[1704]] Pangeran Puger diangkat menjadi raja bergelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ingalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama Khalifatulah Tanah Jawa, atau lazim disingkat Pakubuwana I.
 
Setahun kemudian, yaitu tahun [[1705]], Pakubuwana I dikawal gabungan pasukan [[VOC]], [[Semarang]], [[Pulau Madura|Madura]] (barat), dan [[Surabaya]] bergerak menyerang [[Kasunanan Kartasura|Kartasura]]. Pasukan Kartasura yang ditugasi menghadang dipimpin oleh [[Arya Mataram]], yang tidak lain adalah adik Pakubuwana I sendiri. Arya Mataram berhasil membujuk [[Amangkurat III]] supaya mengungsi ke timur, sedangkan ia sendiri kemudian bergabung dengan Pakubuwana I.
 
Dengan demikian, takhta Kartasura pun jatuh ke tangan Pakubuwana I, tepatnya pada tanggal [[17 September]] [[1705]].