Hamengkubuwana I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
rv |
|||
Baris 15:
== Perang Tahta Ketiga ==
Perang antara Mangkubumi melawan [[Pakubuwana II]] yang didukung [[VOC]] disebut para sejarawan sebagai Perang Suksesi Jawa III. Pada tahun [[1747]] diperkirakan kekuatan Mangkubumi mencapai
Pertempuran demi pertempuran dimenangkan oleh Mangkubumi, misalnya pertempuran di [[Demak]] dan [[Grobogan]]. Pada akhir tahun [[1749]], [[Pakubuwana II]] sakit parah dan merasa kematiannya
Sementara itu
Perang kembali berlanjut. Pertempuran besar terjadi di tepi Sungai Bogowonto tahun [[1751]] di mana Mangkubumi menghancurkan pasukan [[VOC]] yang dipimpin Kapten de Clerck. Orang [[Jawa]] menyebutnya Kapten
== Berbagi Wilayah Kekuasaan ==
Baris 57:
Hamengkubuwana I pernah berupaya agar putranya dikawinkan dengan putri [[Paku Buwono III]] raja [[Surakarta]] dengan tujuan untuk bersatunya kembali Mataram namun gagal. [[Pakubuwana IV]] yang merupakan waris dari [[Paku Buwono III]] lahir untuk menggantikan ayahnya.
== Sebagai
Hamengkubuwana I meninggal dunia tanggal [[24 Maret]] [[1792]]. Kedudukannya sebagai raja [[Yogyakarta]] digantikan putranya yang bergelar [[Hamengkubuwana II]].
Hamengkubuwana I adalah peletak dasar-dasar [[Kesultanan Yogyakarta]]. Ia dianggap sebagai raja terbesar dari keluarga [[Mataram]] sejak [[Sultan Agung]]. [[Yogyakarta]] memang negeri baru namun kebesarannya waktu itu telah berhasil mengungguli [[Surakarta]]. Angkatan perangnya bahkan lebih besar daripada jumlah tentara [[VOC]] di [[Jawa]].
Hamengkubuwana I tidak hanya seorang raja bijaksana yang ahli dalam strategi berperang, namun juga seorang pecinta
Meskipun permusuhannya dengan [[Belanda]] berakhir damai namun bukan berarti ia berhenti membenci bangsa asing tersebut. Hamengkubuwana I pernah mencoba memperlambat keinginan [[Belanda]] untuk mendirikan sebuah benteng di lingkungan [[keraton Yogyakarta]]. Ia juga berusaha keras menghalangi pihak [[VOC]] untuk ikut campur dalam urusan pemerintahannya. Pihak [[Belanda]] sendiri mengakui bahwa perang melawan pemberontakan Pangeran Mangkubumi adalah perang terberat yang pernah dihadapi [[VOC]] di [[Jawa]] (sejak [[1619]] - [
Rasa benci Hamengkubuwana I terhadap penjajah asing ini kemudian diwariskan kepada [[Hamengkubuwana II]], raja selanjutnya. Maka, tidaklah berlebihan jika pemerintah [[Republik Indonesia]] menetapkan Sultan Hamengkubuwana I sebagai [[pahlawan nasional]] pada tanggal [[10]] [[November]] [[2006]] beberapa bulan sesudah gempa melanda wilayah Yogyakarta.
|