Sang Pencerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 35:
Sepulang dari Mekah, Darwis muda ([[Muhammad Ihsan Tarore]]) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
 
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah qiblat di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat#Mesjid Gedhe Kasultanan|Masjid Besar Kauman]] yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke [[Ka'bah]] di [[Mekah]], melainkan ke [[Afrika]]. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat ([[Slamet Rahardjo]]), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota [[Mekah]], dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.
 
Walaupun usul perubahan arah qiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan ([[Lukman Sardi]]) mengawali pergerakan dengan mengubah arah [[Qiblat]] yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton]] dan Masjid Besar.