[[Berkas:StainedglassBankmandiri.jpg|Stained glass yang merupakan ciri utama Museum Bank Mandiri, terletak di bagian depan, di tengah-tengah tangga menuju lantai dua|150 px|thumb]]
tai dua|150 px|thumb]]
'''Museum Bank Mandiri''' terletak di Jl. MuhammadLapangan KodirunStasiun No. 1, [[kabupatenJakarta tegalBarat]] dan merupakan salah satu bagian dari cagar budaya [[Kota Tua]] di [[Jakarta]]
== Sejarah museum ==
[[Berkas:StainedGlassMuseumMandiri.jpg|thumb|150px|Logo Nederlandische Handel Maatschapij NV di tengah stained Glass di bagian depan Bank Mandiri]]
Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji [[Batavia]] yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.
MUHAMMAD KODIRUN, SIP ADALAH DIREKTUR PT. KEMA PERSADA NUSANTARA BERDOMISILI DI DS. GUMAYUN KABUPATEN TEGAL SEORANG PENIPU KELAS KAKAP DENGAN MODUS MENGUMPULKAN UANG MASYARAKAT SELURUH KABUPATEN DI JAWA TENGAH DI JANJIKAN JABATAN DAN PEKERJAAN DENGAN GAJI YANG TINGGI DIATAS SATU JUTA SAMPAI TUJUH JUTA DENGAN ALASAN AKAN DIPEKERJAKAN DI PT. KEMA PERSADA NUSANTARA TAPI TERNYATA SEMUA BOHONG BESAR. PT. KEMA PERSADA NUSANTARA TIDAK PERNAH MENGGAJI KARYAWAN NYA . PT. KEMA PERSADA NUSANTARA PURA PURA BERGERAK DI BIDANG BIO DISEL MENGELOLA BIJI JARAK . MUHAMMAD KODIRUN BEKERJA SAMA DENGAN HASAN SENTANI MENGHIMPUN DANA MASYARAKAT JAWA TENGAH DENGAN ALASAN PROYEK TANAMAN JARAK .TETAPI SEMUA BOHONG . MEREKA MENGANDALKAN INFORMASI UANG BUNG KARNO UANG COLETERAL BANGSA INDONESIA. YANG DISIMPAN DI BANK SWISS KATANYA AKAN DI CAIRKAN TETAPI SAMPAI SEKARANG TIDAK CAIR-CAIR .MOHON ANDA JANGAN TERTIPU DENGAN MUHAMMAD KODIRUN SIP PENSIUNNAN PEMKAB TEGAL YANG MASIH BER OPERASI DI KABUPATEN TEGAL DENGAN CARA DIKLAT PPL PETUGAS PENYULUH LAPANGAN DI DESA GUMAYUN UANG RATUSAN JUTA SUDAH DINIKMATINYA DENGAN ALASAN DIKLAT PPL.MUHAMMAD KODIRUN SIP PEMABUK KAWIN SIRIH RUMAH HANYA KONTRAK SEMENTARA BANYAK HUTANG Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji [[Batavia]] yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.
Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun [[1960]] menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada [[31 Desember]] [[1968]], gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset [[Bank Mandiri]].
