Masjid Agung Al-Karomah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse}}
{{Infobox religious building
| infobox_width = 260px
Baris 31 ⟶ 30:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Alun-alun met moskee Martapoera TMnr 60018755.jpg|thumb|200px|Bangunan asli Masjid Al-Karomah pada zaman pendudukan Belanda. Sebelumnya masjid ini bernama '''Masjid Jami Martapura'''.]]
Sebagai pusat [[Kerajaan Banjar]], [[Martapura]] tercatat menjadi saksi 12 sultan yang memerintah. Pada waktu itu Mesjid berfungsi sebagai tempat peribadatan, dakwah Islamiyah, integrasi umat Islam dan markas atau benteng pertahanan para pejuang dalam menantang Belanda.
Akibat pembakaran [[Pasayangan, Martapura, Banjar|Kampung Pasayangan]] dan Masjid Martapura, muncul keinginan membangun Masjid yang lebih besar. Tahun 1280 Hijriyah atau [[1863]] Masehi, pembangunan Masjidmasjid pun dimulai.<ref name="RB"></ref>
 
Masjid Agung Al Karomah, dulu namanya adalah '''Masjid Jami’MartapuraJami’ Martapura''', yang didirikan oleh panitia pembangunan masjid yaitu HM. Nasir, HM. Taher (Datu Kaya), HM. Apip (Datu Landak). Kepanitiaan ini didukung oleh Raden Tumenggung Kesuma Yuda dan Mufti HM Noor.<ref name="RB"></ref>
 
Menurut riwayatnya, Datuk Landak dipercaya untuk mencari kayu Ulin sebagai sokoguru masjid, ke daerah Barito, [[Kalimantan Tengah]]. Setelah tiang ulin berada di lokasi bangunan Masjid lalu disepakati.
 
Tepat 10 Rajab 1315 H ([[5 Desember]] [[1897]] M) dimulailah pembangunan masjid jami’ tersebut. Secara teknis bangunan masjid tersebut adalah bangunan dengan struktur utama dari kayu ulin dengan atap sirap, dinding dan lantai papan kayu ulin.
Seiring dengan perubahan masa dari waktu ke waktu masjid tersebut selalu di renovasi, tapi struktur utama tidak berubah.<ref name="RB"></ref>
 
Malam Senin 12 Rabiul Awal 1415 H dalam perayaan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, Masjid Jami’ Martapura diresmikan menjadi Masjid Agung Al Karomah.<ref name="RB"></ref>
Saat ini Masjid Agung Al Karomah berdiri megah dengan konstruksi beton dan rangka atapnya terbuat dari baja [[stainless]], yang terangkai dalam struktur ''space frame''. Untuk kubahnya dilapisi dengan bahan enamel.
 
Di dalam masjid, sampai saat ini masih dapat ditemukan dan dilihat struktur utama Masjid Jami Martapura yang tidak dibongkar, sehingga dapat dilihat sebagai bukti sejarah mulai berdirinya masjid tersebut.