Gadang, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
 
== Sejarah ==
Pada masa kolonial [[Hindia Belanda]] kawasan ini merupakan pemukiman orang [[Tionghoa]], terutama kawasan tepian [[sungai Martapura]] yang disebut '''Kampung Pacinan Laut''' (Jl. Kapten Piere Tendean). Kampung ini berseberangan dengan [[pulau Tatas]] dimana terdapat Benteng Tatas (sekarang [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]]) pusat militer Belanda tempo dulu yang berdekatan dengan Kampung Amerongan (sekarang Gubernuran Kalsel). Di sebelah hulunya dari '''Kampung Pacinan Laut''' berbatasan dengan '''Kampung Sungai Mesa''', sebuah perkampungan yang didirikan oleh Kiai Mesa Jaladri. Di kampung Sungai Mesa inilah dahulu terdapat Balai Kaca dan istana Sultan Tamjidullah II. Bagian sebelah darat dari Kampung Pacinan Laut terdapat '''Kampung Pacinan Darat''' (Jl. Veteran, Kelurahah Melayu) dan '''Kampung Gedang''' (Jl. AES Nasution) yang kebanyakannya dihuni oleh pendatang [[suku Madura]] disamping penduduk asli [[suku Banjar]] sendiri, diantaranya beberapa keluarga [[Gusti]] (gelar bangsawan Banjar). Kampung Gedang inilah dipakai sebagai nama kelurahannya. Sultan Tamjidillah II ([[1857]]-[[1859]]), yang diangkat [[Belanda]] sebagai Raja [[KerajaanSultan Banjar|Banjar]] yang ibundanya merupakan wanita Tionghoa-Dayak dari Kampung Pacinan ini yaitu Nyai Besar Aminah. Orang-orang Cina di Banjarmasin tahun [[1898]] dikepala letnan-letnan Cina (Luitenants der Chinezen) yaitu The Sin Yoe dan Ang Lim Thay.
 
== Batas wilayah ==