Agama Buddha di Asia Tenggara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib)
edit
Rintojiang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
Dari [[abad ke-5]] sampai [[abad ke-13]], Asia Tenggara memiliki kerajaan-kerajaan dan bahkan kekaisaran yang kuat dan berkuasa dan menjadi aktif dalam pengembangan arsitektur dan seni Buddha. Pengaruh utama Buddha berasal dari [[anakbenua India]], sehingga negara-negara di sini menganut aliran [[Mahayana]]. [[Kerajaan Sriwijaya|Sri Wijaya]] di selatan dan [[kerajaan Khmer]] di utara saling berusaha menjadi yang paling berkuasa dan kesenian mereka mencermikan pantheon [[Bodhisattva]] Mahayana yang sangat kaya.
 
====Kerajaan Sri Wijaya (abad ke-5–abad ke-15)====
[[Sri Wijaya]], sebuah negara maritim yang berpusat di [[Sumatra]], memeluk aliran Mahayana dan Yajrayana. Sri Wijaya menyebarkan kedua alirannya ini ketika mereka berkuasa ke seantero Asia Tenggara. Banyak sekali patung-patung [[Bodhisattva]] Mahayana dari masa ini memiliki ciri khas kehalusan yang sangat kuat dan kecanggihan tekhnik yang unggul dan ditemukan di seantero Asia Tenggara.
 
Lalu di [[Jawa]] pada masa yang sama ditemukan peninggalan candi [[Borobudur]] (bangunan Buddha terbesar di seluruh dunia dan dibangun sekitar tahun [[780]] oleh [[dinasti Sailendra]]), yang memiliki 505 citra Buddha yang bersila. Kerajaan Buddha Sri Wijaya akhirnya binasa karena konflik dengan kaum [[Chola]] dari India selatan, [[Majapahit]] pada [[abad ke-14]] sebelum hancur sama sekali karena pengaruh penyebaran [[Islam]] setelah masa ini.
 
====Kerajaan Khmer (abad ke-9th–abad ke-13)====
[[Image: AvalokiteshvaraSeated.jpg|thumb|180px| [[Avalokiteshvara]], masa [[Angkor]] (8021431), abad ke-10–abad ke-11]]