Narasinga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
Baris 22:
Agar menjadi sakti, ia melakukan tapa yang sangat berat, dan hanya memusatkan pikirannya pada Dewa [[Brahma]]. Setelah Brahma berkenan untuk muncul dan menanyakan permohonannya, Hiranyakasipu meminta agar ia diberi kehidupan abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh. Namun Dewa Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk meminta permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun [[dewa]], tidak bisa dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa dibunuh di dalam ataupun di luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata. Mendengar permohonan tersebut, Dewa Brahma mengabulkannya.
 
Sementara ia meninggalkan rumahnya untuk memohon berkah, para [[dewa]] yang dipimpin oleh Dewa [[Indra]], menyerbu rumahnya. [[Narada]] datang untuk menyelamatkan istri [[Hiranyakasipu]] yang tak berdosa, bernama [[Lilawati]]. Saat Lilawati meninggalkan rumah, anaknya lahir dan diberi nama [[Prahlada]]. Anak itu dididik oleh [[Narada]] untuk menjadi anak yang budiman, menyuruhnya menjadi pemuja [[Wisnu]], dan menjauhkan diri dari sifat-sifat keraksasankeraksasaan ayahnya.
 
=== Narasinga membunuh Hiranyakashipu ===