Bunga, Jangan Ada Dusta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k {{noref}} ; mohon ditambah refernsi-nya
Baris 28:
Seorang gadis kecil tak mau disebut sebagai seorang pendusta. Akibat kelalaian ibu tirinya, '''Riani''' ('''[[Dian Nitami]]''') membuat Bunga harus menghadapi tekanan batin dan hukuman dari ayahnya ('''[[Deddy Mizwar]]'''). Karena tidak mau dipaksa berbohong membuat Bunga harus dimasukkan oleh ibu tirinya ke Panti Asuhan, dan karena dituduh berbohong juga Bunga menyaksikan sendiri ayahnya ditabrak mobil dan meninggal dunia. Bunga pun harus lari dari Panti Asuhan karena dituduh berbohong. Bunga nyaris celaka karena dianiaya pentolan penjahat yang tengah membagi hasil rampokan dengan dua anak buahnya di sebuah bangunan yang terbengkalai. Bunga sangat cerdas dan jujur, dia juga keras hati dan kukuh dalam pendiriannya. Dalam pelarian inilah banyak petuah-petuah yang disisipkan. Dalam kondisi apapun Bunga tidak pernah mau berbohong meski nyawanya terancam.
 
Kebolehan Frank terletak pada ramuan unsur dramatik yang menyentuh hati pemirsa. Film ini seakan membius dan memainkan emosi penonton. Aktor senior Deddy Mizwar berakting dengan apik. Sonia juga sangat mengesankan, hingga membuat penonton terharu dan menitikkan air mata. Selain itu, film ini juga melibatkan bintang tiga generasi, seperti [[Mila Karmila]], [[Eva Rosdiana]], [[Dian Nitami]], dan [[Cindy Cenora]], juga tampak [[Anjasmara]] yang turut bermain sebagai ''cameo'' di film ini.
 
'''Bunga (Jangan Ada Dusta)''' bisa sebagai pelipur lara di tengah miskinnya sineas mengangkat kehidupan realitas anak-anak, apalagi kehidupan realitas masyarakat kehidupan menengah ke bawah. "Selama ini persoalan anak-anak selalu dianggap sepele. Saya menggarap film ini dengan konsep tema keluarga. Namun meski dibuat untuk konsumsi anak-anak, film ini dapat juga dijadikan renungan bagi orang dewasa," kata sineas yang dikenal sebagai sutradara spesialis tema drama ini.