Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 4:
"Hakekat" disini bermakna sejatinya sesuatu itu sendiri. Bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; begitu juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh indra manusia. Topi itu sendiri (sang "hakekat") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namun topi itu berbeda dengan ciri-ciri tersebut. Walau penampilannya, yang dirujuk dalam istilah filosofis sebagai ''kecelakaan'', dapat dicerna oleh indera manusia, hakekatnya tidak demikian.
 
Ketika berada di [[Perjamuan Terakhir]]-nya, [[Yesus]] berkata: "Inilah tubuh-Ku",<ref>{{ayat|Matius|26|26}}, {{ayat|Markus|14|22}}, {{ayat|Lukas|22|18}}, {{ayat|1 Korintus|11|24}}</ref> apa yang ia pegang di tangannya masih memiliki semua ''penampilan'' dari sepotong roti: "kecelakaan-kecelakaan" ini tidak berubah. Namun, [[Gereja Katolik Roma]] percaya bahwa, ketika Yesus menyatakan hal tersebut,<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt1art3.htm ''Catechism of the Catholic Church'', 1376]</ref> ''kenyataan mendasar'' ("hakekat") dari roti tersebut telah dirubah menjadi bagian dari tubuhnya. Dengan kata lain, roti itu ''sesungguhnya adalah'' tubuh-Nya, di saat semua penampilannya yang dapat dicerna oleh indera manusia atau yang dapat ditemukan oleh penelitian ilmiah adalah masih sepotong roti seperti sebelumnya. Gereja percaya bahwa perubahan hakekat roti dan anggur terjadi pada saat konsekrasi Ekaristi.<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt1art3.htm ''Catechism of the Catholic Church'', 1377]; [http://www.30giorni.it/us/articolo.asp?id=9352 Christ’s Presence in the Eucharist: True, Real and Substantial]</ref>
 
Karena [[Kristus]] yang bangkit dari antara yang mati adalah hidup, Gereja percaya bahwa ketika roti berubah menjadi tubuh-Nya, bukan saja tubuh-Nya saja yang hadir, melainkan Kristus sendiri secara penuh juga hadir, yakni tubuh dan darah-Nya, jiwa dan keilahian-Nya. Hal yang sama juga berlaku bagi anggur yang berubah menjadi darah-Nya.<ref>[http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt1art3.htm ''Catechism of the Catholic Church'', 1413]</ref> Kepercayaan ini melingkupi hal yang lebih besar daripada doktrin transubstansiasi, yang secara langsung hanya membatasi diri pada perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus.