Misiologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 117:
4. Pendekatan yang ke-4 yang tidak kalah penting adalah pendekatan psikologis, dan
5. Yang terakhir kita harus membuat pendekatan yang bersipat Ibadah.
 
[[Judul pranala]]Kita juga mengetahui bahwa penginjilan sering diartikan sebagai “usaha untuk menberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus Kristus dengan tujuan agar mereka dapat menerima DIA sebagai Tuhan dan Juruselamat”. Pengertian ini memang benar tetapi kalau disimak ulang maka terlihat bahwa pengertian bersifat sempit dan kurang lengkap. Jadi kita harus membuat definisi yang menurut pemahaman Alkitabiah sebagai berikut: “Penginjilan adalah rancangan dan karya Allah yang menghimpun bagi dirinya suatu umat untuk bersekutu, menyembah dan melayani DIA secara utuh.[2] Maka berdasarkan semuanya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:
1. Allah adalah inisitor penginjilan, di mana penginjilan berpusat dan bersumber dari Allah.
2. Allah adalah pelaksana penginjilan yang memberi dinamika bagi karya-Nya.
Baris 124 ⟶ 125:
Dari kesimpulan di atas jelas bahwa penginjilan berpusat pada Allah dan ini sekaligus merupakam jaminan bagi keberhasilan penginjilan.
Dalam bagian akhir dari laporan ini penulis menghimbau kita sebagai orang percaya mau bersedia dan bertangung jawab atas panggilan kita untuk memberitakan Injil. Penulis mendapat kekuatan dari Yang Ilahi setelah membaca dan memahani bab ini, untuk menberitakan Injil baik melalui perkatan dan tindakan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari.
 
Sumber Bacaan:
 
1. Arie De Kuiper, “ Missiologi”, BPK Gunung Mulia. Jakarta: 2004.
2.* WilliamArie BarcelayDe Kuiper,Mengkomunikasikan Injil”Missiologi”, BPK Gunung Mulia. Jakarta: 19862004.
* William Barcelay “ Mengkomunikasikan Injil” BPK Gunung Mulia. Jakarta: 1986.
3.* Y.Y. Tomatala, “ Penginjilan Masa Kini”, Gudang Mas. Malang: 2004.
 
pranala:
http://jades-nauli.blogspot.com