Ganggangsullae: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
templat
Cun Cun (bicara | kontrib)
wikifisasi
Baris 1:
{{inuse|sampai tanggal 23 April 2010.}}
'''Ganggangsullae''' (강강술래) atau '''Ganggangsuwollae''' adalah sebuah [[tarian tradisional]] dari Provinsi [[Jeolla Selatan]], [[Korea Selatan]]. Ganggangsullae yang disebut juga ''tarian melingkar'' adalah tarian yang khusus dipentaskan oleh kaum [[wanita]] dengan saling berpegangan tangan membentuk [[lingkaran]] dan [[]]menyanyi. Tarian ini biasanya dipentaskan pada saat perayaan-perayaan hari-hari raya seperti [[Jeongwol Daeboreum]] dan [[Chuseok]] di bawah sinar [[bulan purnama]] untuk memohon keberkatan dan [[panen]] yang melimpah. Tarian ini merupakan ''[[Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan]] Nomor 8'' tahun 1966 dan juga diakui [[UNESCO]] sebagai ''[[Karya Agung Warisan Budaya DuniaLisan dan Nonbendawi Manusia]]'' pada tahun 2009.
 
==Sejarah==
Tradisi menarikan tarian Ganggangsullae sudah ada sejak lama. Pada masa lalu [[orang Korea]] menampilkannya sebagai bagian dari ritual untuk memohon panen yang baik dan berlimpah dari dewa.
 
Tarian ini pernah digunakan oleh [[Yi Sun-sin|Laksamana Yi Sun-sin]] sebagai taktik untuk mengalahkan tentara [[Jepang]] yang menyerbu [[Korea]] pada masa [[Perang Imjin]]. Karena jumlah pasukan [[Dinasti Joseon|Joseon]] sangat kecil dibanding jumlah musuh, Laksamana Yi menyuruh kaum wanita untuk mengenakan seragam militer dan menarikan Ganggangsullae di atas pegunungan selama bermalam-malam. Saat tentara Jepang menyaksikan mereka dari kejauhan, mereka terkejut karena mengira Joseon memiliki jumlah tentara yang sangat banyak, dan mereka pun mundur. Keberanian para wanita dan taktik militer Laksamana Yi tertuang dalam gerakan tari Ganggangsullae.
 
==Gerakan==
Biasanya ditarikan pada saat hari-hari besar seperti hari [[Chuseok]], kaum wanita tua dan muda berkumpul dan membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan dan menyanyi di bawah sinar bulan purnama. Wanita dengan suara yang paling merdu menyanyi pertama kali dan diikuti oleh penari lain. Mereka menyanyikan lirik lagu Ganggangsullae yang menceritakan tentang kehidupan [[rakyat]] di [[desa]] dalam mengerjakan aktivitasnya sehari-hari, seperti mengerjakan [[sawah]], mencari [[ikan]], [[menganyam]], memasang [[genting]] dan sebagainya. Nama Ganggangsullae itu sendiri berasal dari lirik yang dinyanyikan berulang-ulang dari lagunya walaupun arti itu sebenarnya tidak diketahui. Tarian ini menggambarkan harmoni, persamaan dan persahabatan antar kaum wanita serta sebagai ekspresi kebebasan dan kegembiraan mereka. Pada awalnya gerakan tari mulai secara perlahan dan lama kelamaan menjadi semakin cepat sehingga tampak terlihat berlari dalam lingkaran.
 
{{Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia Korea Selatan}}