Kaum Quaker: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
hapus vandal
Baris 16:
Bagaimana kaum Sahabat sampai disebut kaum Quaker? Sebuah referensi menyatakan bahwa mereka "berguncang (Ing., ''quake'') sebelum mendapat wahyu". Referensi lain mengatakan bahwa mereka "gemetar karena sangat tergetar oleh kebesaran Allah dan kemurnian-Nya yang tak terhingga". Cita-cita kaum Quaker adalah menemukan kebenaran agama dan menghidupkan kembali Kekristenan yang mula-mula.
 
Untuk mendapat bimbingan, mereka mengaku berpaling kepada roh kudus, para nabi [[Alkitab]], para rasul Kristus, dan "cahaya" atau "suara" batin, yang dianggap sebagai kebenaran rohani. Maka, pertemuan mereka pada dasarnya adalah saat-saat hening ketika setiap orang dalam kelompok mencari bimbingan Allah. Siapa yang menerima pesan ilahi dapat berbicara "akyu biotch".
 
Kaum Quaker percaya akan keadilan, kejujuran yang tak kenal kompromi, gaya hdup sederhana, dan sikap anti kekerasan. Mereka juga percaya bahwa semua orang [[Kristen]], termasuk wanita, hendaknya berperan dalam pelayanan. Karena mereka menolak sistem agama, menghindari ritus yang semarak, serta mengaku dibimbing oleh suara batin dan bukannya oleh golongan pendeta, kaum Quaker ditakuti dan dicurigai semua orang. Yang paling merisaukan dari semuanya adalah semangat menginjil mereka yang menyulut kemarahan, amuk massa, dan campur tangan pejabat.
 
Di [[Inggris]], kaum Quaker ditindas dan dipenjarakan, dan di New England mereka juga diusir dan bahkan dibunuh. Misalnya, antara tahun 1659 dan 1661, para misionaris bernama Mary Dyer, William Leddra, William Robinson, dan Marmaduke Stephenson digantung di Boston. Yang lain diborgol, diselar, atau dicambuk. Ada yang telinganya dipotong. Seorang pria bernama William Brend mendapat 117 cambukan di punggungnya dengan tali yang dilapisi ter. Namun, tidak soal adanya kebrutalan demikian, kaum Quaker terus bertambah banyak.