Epigenetika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rheka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rheka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
| id = ISBN 978-0-8153-4106-2 }}</ref>
 
Contoh terbaik perubahan epigenetika pada [[eukariotik]] adalah proses diferensiasi [[sel]]. Selama [[morfogenesis]], [[sel punca]] totipoten berubah menjadi bermacam-macam sel pluripoten pada [[embrio]] yang kemudian akan berubah menjadi sel yang berdiferensiasi secara penuh. Dengan kata lain, [[zigot]], sebuah [[sel telur]] yang telah dibuahi, berubah menjadi berbagai jenis sel, seperti neuron (sel saraf), [[sel otot]], [[epitel]], [[pembuluh darah]], dan sebagainya, yang kemudian akan terus membelah. Hal ini terjadi di mana pengaktifan beberapa gen dapat mengakibatkan penghambatan gen lainnya. Contoh lainnya adalah seperti yang terlihat pada gambar, dua tikus hasil [[kloning]] dengan gen yang sama dan status metilasi DNA yang berbeda menghasilkan ekspresi genetika yang berbeda.<ref name="Jane BradburyEpigenetics"/>{{en}}{{cite book
 
== Sejarah ==
Sejarah epigenetika berhubungan dengan studi [[evolusi]] dan perkembangan. Tetapi sejak 50 tahun lalu istilah epigenetika telah mengalami perubahan seiring dengan peningkatan pesat pengertian tentang mekanisme molekuler yang mendasari pengaturan ekspresi gen pada eukariota. Hingga tahun 1950-an, istilah epigenetika digunakan secara berbeda yaitu untuk mengelompokkan semua kejadian perkembangan dimulai dari zigot hingga [[organisme]] dewasa, dalam hal ini semua proses regulasi, dimulai dari materi genetika yang kemudian membentuk hasil akhir (Waddington, 1953).
 
Organisme yang digunakan sebagai model dalam penelitian epigenetika antara lain ''[[Saccharomyces cerevisiae]]'', ''[[Schizosaccharomyces pombe]]'', ''[[Neurospora crassa]]'', yang merupakan organisme sel tunggal dan eukariotik tingkat rendah dengan siklus hidup pendek, ''[[Arabidopsis thaliana]]'' di mana pada organisme ini terdapat peredaman transkripsi gen oleh kompleks RNAi, ''[[Tetrahymena]]'' dan ''[[Paramecium]]'' yang memiliki inti sel dimorfisme yang unik, ''[[Caenorhabditis elegans]]'' dan ''[[Drosophila melanogaster]]'', [[invertebrata]] yang merupakan organisme multiselular, hingga organisme [[vertebrata]] ([[mamalia]]).<ref>{{en}}{{cite book
| last = Allis
| first = C.David
Baris 33 ⟶ 28:
| doi =
| accessdate =
| id = ISBN-13: 978-0-87969-724-2 }}</ref> Hal ini terjadi di mana pengaktifan beberapa gen dapat mengakibatkan penghambatan gen lainnya. Contoh lainnya adalah seperti yang terlihat pada gambar, dua tikus hasil [[kloning]] dengan gen yang sama dan status metilasi DNA yang berbeda menghasilkan ekspresi genetika yang berbeda.<ref name="Jane Bradbury"/>
| id = ISBN-13: 978-0-87969-724-2 }}</ref>
 
== Sejarah ==
Sejarah epigenetika berhubungan dengan studi [[evolusi]] dan perkembangan. Tetapi sejak 50 tahun lalu istilah epigenetika telah mengalami perubahan seiring dengan peningkatan pesat pengertian tentang mekanisme molekuler yang mendasari pengaturan ekspresi gen pada eukariota. Hingga tahun 1950-an, istilah epigenetika digunakan secara berbeda yaitu untuk mengelompokkan semua kejadian perkembangan dimulai dari zigot hingga [[organisme]] dewasa, dalam hal ini semua proses regulasi, dimulai dari materi genetika yang kemudian membentuk hasil akhir (Waddington, 1953).
 
Organisme yang digunakan sebagai model dalam penelitian epigenetika antara lain ''[[Saccharomyces cerevisiae]]'', ''[[Schizosaccharomyces pombe]]'', ''[[Neurospora crassa]]'', yang merupakan organisme sel tunggal dan eukariotik tingkat rendah dengan siklus hidup pendek, ''[[Arabidopsis thaliana]]'' di mana pada organisme ini terdapat peredaman transkripsi gen oleh kompleks RNAi, ''[[Tetrahymena]]'' dan ''[[Paramecium]]'' yang memiliki inti sel dimorfisme yang unik, ''[[Caenorhabditis elegans]]'' dan ''[[Drosophila melanogaster]]'', [[invertebrata]] yang merupakan organisme multiselular, hingga organisme [[vertebrata]] ([[mamalia]]).<ref>{{en}}{{cite bookname="Epigenetics"/>
 
== Mekanisme epigenetika ==