Bando Amin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Usai menamatkan SMPN di [[Curup]], ia meminta izin pamit kepada orang tuanya untuk meneruskan pendidikan [[SLTA]] ke [[Bandung]], Jawa Barat, karena saat itu ia bercita-cita mendambakan masuk [[ITB]]. Namun, karena keterbatasan segalanya, ia justru "terdampar" masuk STM di [[Cianjur]], ikut seorang gurunya bernama Sulisman Manan, asal Bintuhan, [[Bengkulu Utara]].
 
Usai STM, ia bekerja di [[PT Krakatau Steel]], Cilegon, [[BantenCilegon]]. Berkat ketekunan, kerja keras, dan berprestasi di bidangnya, ia terpilih untuk tugas belajar teknologi baja billet di negara [[Meksiko]] (1974). Prestasi ini sangat membanggakan karena dia termasuk rombongan pertama orang Indonesia yang dikirim untuk belajar teknologi [[baja]] billet di luar negeri saat itu. Selanjutnya, ia kembali ditugaskan belajar baja slab di [[Hattingen]], [[Jerman Barat]] (1982).
 
Semasa tinggal di Jerman Barat, ia kerapkali terlibat diskusi dengan para pemuda Indonesia yang tergabung dalam [[organisasi]] Pemuda Pelajar Indonesia (PPI) Jerman. Mereka seringkali membahas masalah-masalah aktual serta kepedulian terhadap [[ekonomi]] dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tanpa kecuali upaya peningkatan perekonomian di tanah kelahirannya provinsi Bengkulu.
 
Kembali ke Indonesia, kariernya di PT Krakatau Steel terus meningkat, sehingga pernah dipercaya di berbagai jabatan penting. Di sela kesibukannya, semangat menuntut ilmu tak pernah surut. Ia melanjutkan studi ke [[STIA Maulana Yusuf Banten]], hingga meraih gelar sarjana (S-1). Tak puas hanya sebagai [[sarjana]], pria ramah dan bersahaja ini meneruskan ke Program Magister Manajeman (S-2) di [[STIE-IPWI Jakarta]]. Ia juga mengelola [[Universitas Dehasen]] (1987-sekarang), serta pernah dipercaya sebagai anggota MPR RI (1999-2004). Bekal pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang cukup luas itu, menjadi catatan khusus masyarakat di kabupaten Kepahiang yang saat itu baru dimekarkan sebagai kabupaten (2003). Ketika daerahkabupaten iniKepahiang menggelar Pilkada langsung 2005, ia merasa "terpanggil" untuk memberikan sumbangsih tenaga dan pikirannya memajukan daerahnya. Kemudian ia menetapkan niatnya maju dalam bursa kandidat bupati kabupaten Kepahiang.
 
Setelah dipercaya sebagai bupati, ia pun bergerak cepat untuk melakukan proses percepatan pembangunan. Ia juga melakukan studi banding sekaligus mengundang para investor ke daerahnya. Tak heran, ia harus melakukan perjalan ke luar negeri seperti [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Thailand]], [[Hongkong]], [[Mesir]], [[Perancis]], dan lain-lain.