Gapura Bajang Ratu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
merapikan dan membersihkan artikel
Baris 1:
[[Berkas:Candi Bajang Ratu.jpg|right|thumb|225px|Gapura Bajang Ratu]]
{{rapikan}}
{{wikify}}
'''Candi Bajangratu''' diduga sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara pada tahun Saka 1250 atau tahun 1328 Masehi. Bajangratu sendiri dalam bahasa jawa kuno berarti kecil, naik tahta menjadi raja waktu masih kecil, dan konon itu terjadi pada Raja Jayanegara.
 
'''Gapura Bajang Ratu''' atau juga dikenal dengan nama '''Candi Bajang Ratu''' adalah sebuah [[gapura]] / [[candi]] yang berada di [[Desa Temon]], [[Trowulan, Mojokerto|Kecamatan Trowulan]], [[Kabupaten Mojokerto]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada [[abad ke-14]]. Menurut catatan [[Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala]] Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi [[bangunan]] [[suci]] untuk memperingati [[wafat]]nya [[Raja]] [[Jayanegara]] yang dalam [[Negarakertagama]] disebut "kembali ke dunia Wisnu" tahun 1250 [[Saka]] (sekitar tahun [[1328]] {{Masehi}})<!-- /sira ta dhinarumeng Kapopongan, bhiseka ring crnggapura pratista ring antawulan -->. Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini didukung adanya [[relief]] "''[[Kidung Sri Tanjung|Sri Tanjung]]''" dan sayap gapura yang melambangkan penglepasan dan sampai sekarang di daerah Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang.{{fact}}
Masih dalam rangkaian jalan jalan di kawasan Trowulan, kawasan yang banyak sekali menyimpan sejarah dari Negeri Sang Penakluk. Tidak dapat dipungkiri jika kita melihat jauh kebelakang tentang Kerajaan Majapahit, nenek moyang kita pernah dihormati dan disegani di muka bumi ini. Sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto Jombang, kemudian sampai diperempatan Dukuh Ngliguk, berbelok ke arak timur sejauh 3 km, nah sampailah kita di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Disini kita akan menjumpai Candi yang merupakan salah satu gapura di zaman keemasan Majapahit, Candi Bajangratu atau Gapura Bajangratu.
 
== Penamaan ==
Mengutif dari buku Drs I.G. Bagus L Arnawa, dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe “paduraksa” yaitu gapura yang memiliki atap. Secara keseluruhan candi ini terbuat dari Batu Bata Merah, kecuali lantai tangga serta ambang pintu yang dibuat dari batu andesit. Bangunan ini berukuran panjang 11,5 m dan lebar 10,5 m, tingginya 16,5 m dan lebar lorong pintu masuk 1,4 m.
Nama Bajang Ratu dikaitkan dengan tulisan dalam [[Pararaton]] dan cerita rakyat setempat. Disebutkan, ketika dinobatkan menjadi raja, Jayanegara masih sangat muda ("[[bujang]]" / "''bajang''") sehingga diberi sebutan "Ratu Bajang / Bajang Ratu". Di situ juga disebutkan bahwa ketika meninggal, Jayanegara di[[dharma]]kan di [[Kepompongan]] serta dikukuhkan di [[Antawulan]] ([[Trowulan]]). Penyebutan Bajang Ratu muncul pertama kali dalam ''[[Oundheitkundig Verslag]]'' (OV) tahun [[1915]].
 
== Struktur bangunan ==
Sejenak bila kita melihat candi ini, secara vertikal dapat dibagi tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Selain itu gapura mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Pada bagian kaki gapura ada hiasan yang mengambarkan cerita “Sri Tanjung”, di bagian tubuh diatas ambang pintu ada hiasan kala dengan hiasan sulur suluran, dan bagian atapnya terdapat hiasan berupa kepala kala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan reliaef bermata satu atau monocle cyclops. Fungsi relief sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Pada sayap kanan ada relief cerita ramayana dan pahatan binatang bertelinga panjang.
Menurut buku [[Drs]] I.G. Bagus L Arnawa, dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe "''[[paduraksa]]''" (gapura beratap). Secara fisik keseluruhan candi ini terbuat dari [[batu bata merah]], kecuali lantai tangga serta ambang pintu bawah dan atas yang dibuat dari batu [[andesit]]. Berdiri di ketinggian 41,49 m dpl, dengan orientasi mengarah timur laut-tenggara. Denah candi berbetuk segiempat, berukuran ± 11,5 ([[panjang]]) x 10,5 [[meter]] ([[lebar]]), [[tinggi]] 16,5 meter, lorong pintu masuk lebar ± 1,4 meter. <ref name="arnawa">I.G. Bagus Arnawa. 1998. "Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan". Penerbit Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala Trowulan.</ref> <!-- /ataukah "Arwana"? -->
 
SejenakSecara bila[[vertikal]] kita melihat candibangunan ini, secaramempunyai vertikal dapat dibagi tiga3 bagian: yaitu '''[[kaki]]''', '''[[tubuh]]''', dan '''[[atap]]'''. SelainMempunyai itu gapura mempunyaisemacam sayap dan pagar tembok di kedua sisinyasisi. PadaKaki bagiangapura sepanjang 2,48 meter. Struktur kaki gapuratersebut adaterdiri dari bingkai bawah, badan kaki dan bingkai atas. Bingkai-bingkai ini hanya terdiri dari susunan sejumlah pelipit rata dan berbingkai bentuk genta. Pada sudut-sudut kaki terdapat hiasan yangsederhana, mengambarkankecuali pada sudut kiri depan dihias relief menggambarkan cerita “Sri"''Sri Tanjung”,Tanjung''". diDi bagian tubuh diatas ambang pintu ada relief hiasan "''[[kala]]''" dengan relief hiasan sulur suluran, dan bagian atapnya terdapat relief hiasan berupa kepala "''kala''" diapit [[singa]], relief [[matahari]], [[naga]] berkaki, [[kepala]] [[garuda]], dan reliaefrelief bermata satu atau ''[[monocle cyclops]]''. Fungsi relief tersebut dalam kepercayaan budaya Majapahit adalah sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Pada sayap kanan ada relief cerita ramayana''[[Ramayana]]'' dan pahatan binatang bertelinga panjang. <ref name="arnawa"/>
Pendirian Candi Bajangratu sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan relief yang terdapat di bangunan, diperkirakan candi ini dibangun pada abad 13 – 14, dan selesai dipugar pada tahun 1992.
 
== Lokasi ==
Lokasi berdirinya Candi BajangratuBajang iniRatu letaknyaberletak relatif jauh (2 [[km]]) dari dari pusat [[kanal]] [[perairan Majapahit]] di sebelah [[timur]], saat ini berada di [[dusun Kraton]], desa Temon 0,7 km dekat dari candi[[Candi Tikus]]. Alasan pemilihan lokasi ini, mungkin untuk memperoleh ketenangan dan kedekatan dengan alam namun masih terkontrol, yakni dengan bukti adanya kanal melintang di sebelah depan candi berjarak kurang lebih 200 meter ygyang langsung menuju bagian tengah sistem kanal Majapahit, menunjukkan hubungan erat dengan daerah pusat kota Majapahit.
 
Sejauh 200 meter dari jalan raya [[Mojokerto]] - [[Jombang]], kemudian sampai di perempatan [[Dukuh Ngliguk]], berbelok ke arak timur sejauh 3 km, di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Disinilah Candi Bajang Ratu yang merupakan salah satu gapura di zaman keemasan Majapahit. Di sekitar lokasi Gapura Bajang Ratu di Trowulan (bekas ibukota kerajaan Majapahit) tersimpan banyak peninggalan bersejarah lainnya dari zaman keeemasan kerajaan Majapahit, di mana Majapahit adalah salah satu kerajaan yang disegani di muka bumi.
Keberadaan candi ini juga tak lepas dari sebuah kepercayaan yang masih melekat dibenak masyarakat setempat. Adalah suatu pamali bagi seorang pejabat pemerintahan untuk melintasi atau memasuki pintu gerbang Candi Bajangratu ini, karena dipercayai hal tersebut bisa memberikan nasib buruk. Boleh percaya atau tidak, namun mungkin ada baiknya untuk dicoba.
 
==Penelitian dan pelestarian==
Pendirian Candi Bajangratu sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan relief yang terdapat di bangunan, diperkirakan candi ini dibangun pada [[abad ke-13]][[abad ke-14|14,]]. dan Candi ini selesai dipugar dan diresmikan pada tahun [[1992]] oleh [[Dirjen Kebudayan]] [[Departemen pendidikan dan Kebudayaan]] Indonesia.
 
== Kepercayaan lokal ==
KeberadaanPengaruh candikebudayaan inibesar jugaMajapahit takmasih lepasterasa dari sebuahdalam [[kepercayaan]] yangmasyarakat masihTrowulan. melekatMenurut dibenakkepercayaan masyarakatlokal, setempat. Adalahadalah suatu [[pamali]] bagi seorang [[pejabat]] [[pemerintahan]] untuk melintasi atau memasuki pintu gerbang Candi BajangratuBajang iniRatu, karena dipercayai hal tersebut bisa memberikanmendatangkan [[nasib]] buruk. Boleh percaya atau tidak, namun mungkin ada baiknya untuk dicoba.
 
== Rujukan ==
* Bagus Arnawa, I.G. 1998. "Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan". Penerbit Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala Trowulan.
 
== Lihat pula ==
* [[Candi Brahu]]
* [[Candi Lor]]
* [[Candi Wringin Lawang]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{indonesia-stub}}
{{arkeologi-stub}}
{{hindu-stub}}
 
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
[[Kategori:Candi di Jawa Timur]]
[[Kategori:Candi di Indonesia]]