Ci Liwung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
[[File:Ciliwung 090419-7685.JPG|thumb|200px|Ci Liwung di timur [[Pulo Geulis]], Bogor.]]
[[File:Ciliwung 090419-0298 pg.jpg|thumb|200px|Ibu-ibu mencuci di tepian Ci Liwung. Pulo Geulis.]]
'''Ci Liwung'''<ref>Nama aslinya adalah Ci (Kali) Haliwung ("haliwung" adalah [[bahasa Sunda]] untuk "keruh") dan disebut dalam naskah [[bahasa Sunda|Sunda]] "[[Bujangga Manik]]" (abad ke-15). </ref> atau, secara salah kaprah namun lebih populer, '''Sungai Ciliwung''', adalah sebuah [[sungai]] besar di [[Pulau Jawa]]. WilayahSungai yangini dilintasirelatif Cilebar Liwungdan adalahdi [[Kotabagian Bogor]],hilirnya [[Kabupatendulu Bogor]],dapat [[Kotadilayari Depok]],oleh danperahu [[Jakarta]]kecil pengangkut barang dagangan.
 
Panjang aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah pengaruhnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km persegi.<ref>Hendrayanto. 2008. [www.suiri.tsukuba.ac.jp/pdf_papers/tercbull08s2/t8supple2_14.pdf Transboundary watershed management: A case study of upstream-downstream relationships in Ciliwung watershed]. Proceedings of International Workshop on Integrated Watershed Management for Sustainable Water Use in a Humid Tropical Region, JSPS-DGHE Joint Research Project, Tsukuba, October 2007. Bull. TERC, Univ. Tsukuba, No.8 Supplement, no. 2, 2008</ref> Wilayah yang dilintasi Ci Liwung adalah [[Kota Bogor]], [[Kabupaten Bogor]], [[Kota Depok]], dan [[Jakarta]].
 
Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan [[Kabupaten Cianjur]], atau tepatnya di [[Gunung Gede]], [[Gunung Pangrango]] dan daerah [[Puncak]]. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah [[Jakarta Selatan]] dan [[Jakarta Timur]]. Di daerah Manggarai aliran Ci Liwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, hingga Gambir, namun setelah Pintu Air [[Masjid Istiqlal|Istiqlal]] jalur lama tidak ditemukan lagi karena dibuat kanal-kanal, seperti di sisi barat Jalan Gunung Sahari dan Kanal Molenvliet di antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran.<ref>Kanal Molenvliet dibangun pada pertengahan abad ke-17 (lihat [[Batavia#Sejarah|Batavia]]).</ref> Di Manggarai, dibuat [[Banjir Kanal Barat]] yang mengarah ke barat, lalu membelok ke utara melewati Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit.