Datuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
VoteITP (bicara | kontrib)
Baris 2:
 
== Datuk di Minangkabau ==
Di'''Datuk''' provinsidilafalkan [[Sumatradengan Barat]],dialek [[IndonesiaMinang]], '''Datuk'''sebagai "Datuak", adalah merupakan gelar [[adat]] yang diberikan kepada seseorang melalui kesepakatan suatu kaum atau suku di Minangkabau (Provinsi [[Sumatra Barat]]) dan selanjutnya disetujui sampai ke tingkat rapat adat oleh para tokoh pemuka adat setempat. Dilafalkan dengan dialek Minang sebagai "Datuak", gelarGelar ini sangat dihormati dan hanya dipakai oleh kaum kaum lelaki Minang yang akan atau telah menjadi [[pemangku adat]]/tokoh pemuka adat diatau Sumatra[[Penghulu]] Baratbagi suatu suku atau kaum tertentu di Minangkabau. ContohDan sebelum gelar Datukini didisandang Sumatraseseorang, Baratmesti antaradilakukan lain:suatu "[[Datukupacara Perpatihadat Nanatau Sebatang]]",''malewa "gala''([[DatukBahasa KetumanggunganMinang]]"), dengan sekurangnya memotong seekor kerbau dan "[[Datukkemudian Sinarodiadakan Panjang]]"jamuan makan.
Seseorang yang bergelar Datuk dapat juga disamakan dengan peimpin suatu kaum atau suku dan gelar tersebut juga khusus untuk kaum atau suku tersebut, namun kadangkala ada juga gelar Datuk diberikan kepada seseorang (lelaki) hanya sebagai gelar kehormatan saja.
 
Jika seseorang telah menyandang gelar Datuk dan ''di-lewa-kan'', maka masyarakat setempat tidak diperkenankan memanggil nama sebelumnya tetapi mesti memanggil dengan nama kebesarannya itu.
=== Pewarisan Gelar Datuk dalam Tradisi Minangkabau ===
Berbeda dengan tradisi Melayu yang lain, [[Gelar Datuk Minangkabau|gelar datuk]] diwariskan menurut sistem matrilinial. Bila seorang Datuk atau [[Penghulu]] mangkat atau meninggal dunia, maka yang paling berhak naik tahta menjadi Datuk berikutnya adalah [[keponakan]] atau [[kemenakan]] yang paling tua dan yang paling dekat hubungan darahnya dengan Datuk yang baru [[berpulang]]. Datuk yang baru dinobatkan memakai gelar yang sama, tidak ada tambahan dengan urutan angkan seperti tradisi lain misalnya Jawa, dengan menambahkan angka sesudah gelar, Sultan ke... sekian, Sultan XI dsb. Tidak ada [[Datuk Rajo Penghulu]] I, Datuk Rajo Penghulu II dst.
Penambahan biasanya dengan kata-kata yang lain yang merupakan ekstensi dari [[gelar asal]] seperti Datuk Rajo Penghulu Putiah. Itupun ada [[syarat-syarat khusus]] dalam menambahkan nama gelar.
Di Minangkabau, penobatan gelar dilakukan melalui sebuah upacara dan perayaan atau lebih dikenal dengan istilah "[[Malewakan Gala]]".
 
=== Pewarisan Gelar Datuk dalam Tradisi Minangkabau ===
Berbeda dengan tradisi Melayu yang lain, [[Gelar Datuk Minangkabau|gelar datuk]] diwariskan menurut sistem matrilinial. Bila seorang Datuk atau [[Penghulu]] mangkat atau meninggal dunia, maka yang paling berhak naikmenjadi tahtamenyandang menjadigelar Datuk berikutnya adalah [[keponakan]] atau [[kemenakan]] yang paling tua dan yang paling dekat hubungan darahnya dengan Datuk yang baru [[berpulang]]kekerabatannya. Datuk yang baru dinobatkan tetap memakai gelar yang sama, tidaktanpa ada tambahan denganlain urutandigelar angkantersebut. sepertiJadi tradisimisal lainsebelumnya misalnya'''A Jawa,Datuak denganBandaro''' menambahkanjika angkakemudian sesudahdiganti gelar,oleh Sultansi ke... sekianB, Sultanmaka XIgelar dsb.berikutnya Tidak'''B adaDatuak [[Datuk Rajo Penghulu]] I, Datuk Rajo Penghulu II dstBandaro'''.
=== Gelar-gelar Datuk dalam Tradisi Minangkabau ===
Gelar Datuk tergantung pada masing-masing [[suku]] yang ada di Minangkabau. Berikut Daftar Gelar Datuk yang utama dalam [[Tambo (Minangkabau)|tambo]] dan tradisi umum Wilayah Minang: