Dinasti Seljuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 2:
[[Berkas:Seljuk Empire locator map.svg|thumb|right|400px|Wilayah Seljuk pada zaman keemasannya.]]
 
'''Seljuk''' (juga disebut '''Seljuq''') atau '''Turki Seljuk''' (dalam [[Bahasa Turki]]:''Selçuklular''; dalam {{PerB|سلجوقيان}} ''{{unicode|Ṣ}}aljūqīyān''; dalam [[Bahasa Arab]] '''سلجوق''', ''Saljūq'', atau '''السلاجقة''' ''al-Salājiqa'') adalah sebuah dinasti [[Sejarah Islam|Islam]] yang pernah menguasai [[Asia Tengah]] dan [[Timur Tengah]] dari [[abad ke 11]] hingga [[abad ke 14]]. Mereka mendirikan kekaisaran Islam yang dikenali sebagai '''[[Kekaisaran Seljuk Agung''']]. Kekaisaran ini terbentang dari [[Anatolia]] hingga ke [[Rantau Punjab]] di [[Asia Selatan]]. Kekaisaran ini juga adalah sasaran utama [[Tentara Salib]] Pertama. Dinasti ini diasaskan oleh suku [[Oghuz]] [[Turki]] yang berasal dari [[Asia Tengah]]. Dinasti Seljuk juga menandakan penguasaan [[Bangsa Turki]] di [[Timur Tengah]]. Pada hari ini, mereka dianggap sebagai pengasas kebudayaan [[Turki]] Barat yang ketara di [[Azerbaijan]], [[Turki]] dan [[Turkmenistan]] dan Seljuk juga dianggap sebagai penaung [[Kebudayaan Persia]].(1),(2),(3).
 
== Kekaisaran Seljuk Raya ==
 
Kekaisaran Seljuk Raya adalah imperium [[Islam]] [[Sunni]] abad pertengahan yang pernah menguasai wilayah dari [[Hindu Kush]] sampai [[Anatolia]] timur dan dari [[Asia Tengah]] sampai [[Teluk Persia]]. Dari tempat awal mereka di [[Laut Aral]], Seljuk bergerak pertama ke [[Khorasn Besar|Khorasan]] dan lalu ke [[Iran Besar|Persia daratan]] sebelum menguasai Anatolia timur.
 
Dinasti Seljuk Inilah kekaisaran [[Islam]] pertama [[Turki]] yang memerintah dunia [[Islam]]. Kekuasaan yang digenggamnya begitu luas meliputi [[Asia Tengah]] dan [[Timur Tengah]] — terbentang dari [[Anatolia]] hingga ke [[Punjab]] di belahan [[selatan Asia]]. [[Kekaisaran Seljuk]] Agung yang mulai menancapkan kekuasaan pada abad ke-11 M hingga 14 M itu didirikan [[suku Oghuz]] [[Turki]] yang memeluk Islam mulai abad ke-10 M.Sejatinya, [[Kekaisaran Seljuk]] dirintis oleh [[Seljuk Bek]]. Namun, [[Kerajaan Seljuk]] yang berdiri pada '''1037 M''' itu baru terwujud pada era kepemimpinan [[Thugril Bek]] yang berkuasa hingga '''1063 M'''. Sejarah mencatat Dinasti Seljuk sebagai kerajaan yang mampu menghidupkan kembali [[kekhalifahan Islam]] yang ketika itu nyaris tenggelam.
 
Dalam waktu yang singkat, wilayah kekuasaan [[Kerajaan Seljuk]] pun kian bertambah luas. Dinasti Seljuk mencapai puncak kejayaannya ketika menguasai negeri-negeri di kawasan [[Timur Tengah]] seperti [[Irak]], [[Persia]], [[Suriah]] serta [[Kirman]]. Sebagai negara yang sangat kuat, Dinasti Seljuk amat disegani. Pada tahun '''1055 M''', [[Kerajaan Seljuk]] sudah mampu menembus kekuasaan [[Dinasti Abbasiyah]], [[Dinasti Fathimiyyah]]. Dua dasawarsa berikutnya, ketangguhan militer Seljuk mampu memukul mundur [[Bizantium]] yang bercokol di [[Palestina]] — kota suci ketiga bagi umat [[Islam]] — dalam [[peristiwa Manzikert]] '''1071 M'''.
 
Pemerintahan Dinasti Seljuk yang berpusat di [[Anatolia]] itu amat toleran. Kehadirannya seakan menjadi penerang bagi rakyatnya. Meski berasal dari salah satu suku di [[Turki]], para penguasa Seljuk sangat menghargai perbedaan ras, agama, dan jender. Di bawah bendera Seljuk, umat [[Islam]] dapat hidup dalam kedamaian, keadilan serta kemakmuran. Pada era dinasti ini aktivitas keagamaan berkembang dengan pesat. Hal itu ditandai munculnya kegiatan [[sufisme]]. Tak cuma itu, ilmu pengetahuan pun turut berkembang. Sederet ilmuwan dan ulama muncul dari Dinasti Seljuk seperti, [[Al-Ghazali]] '''(1038 M - 1111 M)''' serta [[Umar Al-Khayam]] — seorang penyair terkemuka.[[Kekaisaran Seljuk]] juga sangat mendukung dan mendorong perkembangan kebudayaan, salah satunya seni bina bangun atau arsitektur. Tak heran, bila pada era kekuasaan Dinasti Seljuk banyak berdiri karya-karya arsitektur yang mengagumkan. Dinasti ini mampu menghidupkan kembali pencapaian [[Kekhalifahan Umayyah]] dan [[Abbasiyah]] dalam bidang bina bangunan.
 
variasi dan kualitas ornamen-ornemen serta bentuk dan teknik arstitektur peninggalan Dinasti Seljuk mampu menjadi inspirasi bagi para arsitek [[Muslim]] dan para ahli batu di seluruh dunia. Keunggulan dan kehebatan arsitektur warisan Dinasti Seljuk dapat disaksikan dari bangunan-bangunan peninggalan bersejarah di [[Iran]], [[Anatolia]] serta wilayah [[Asia Minor]] [[Muslim]].Para arsitek dunia mencatat ada dua karya seni arsitektur yang paling unik warisan Dinasti Seljuk, yakni [[caravanserai]] (tempat singgah bagi para pendatang) serta madrasah. [[Caravanserai]] banyak berdiri di wilayah kekuasaan Seljuk lantaran dinasti itu amat mendorong perdagangan dan bisnis. Sedangkan gedung [[madrasah]] yang menyebar di daerah kekuasaan Kerajaan Seljuk mencerminkan geliat aktivitas pembelajaran.
 
Kontribusi Dinasti Seljuk dalam bidang arsitektur begitu besar. Sejarah mencatat beberapa kontribusi Dinasti Seljuk dalam bidang arsitektur antara lain;
 
<u>pertama,</u> memperkenalkan konsep baru tempat imam di [[masjid]].
 
<u>Kedua,</u> mengembangkan dan memperbanyak madrasah untuk sarana pendidikan.
 
<u>Ketiga,</u> memperkenalkan [[caravanserai]].
 
<u>Keempat,</u> mengembangkan dan mengelaborasi arsitektur makam.
 
<u>Kelima,</u> keberhasilan membangun kubah berbentuk kerucut.
 
<u>Keenam,</u> mempromosikan penggunaan motif-motif [[muqarnas]].
 
<u>Ketujuh,</u> memperkenalkan elemen pertama [[seni baroque]] yang menyebar ke seluruh [[Eropa]] di abad ke-16 M. Kehebatan dan keunikan gaya arsitektur Seljuk telah diakui dunia, termasuk arsitektur modern. Para arsitek Barat pun banyak belajar dari arsitektur Seljuk.
 
== Masa Berkuasanya Daulah Bani Seljuk ==
 
Jatuhnya kekuasaan [[Bani Buwaih]] ke tangan [[Seljuk Ibn Tuqaq]] bermula dari perebutan kekuasaan di dalam negeri. Ketika [[al-Malik al- Rahim]] memegang jabatan Amir al-Umara, kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya sendiri, [[Arselan al-Basasiri]]. Dengan kekuasaan yang ada di tangannya, al-Basasiri berbuat sewenang-wenang terhadapap [[Al-Malik al-Rahim]] dan Khalifah [[al-Qaimdari]] [[Bani Abbas]]; bahkan dia mengundang Khalifah [[Fathimiyah]], ([[al-Mustanshir]]), untuk menguasai [[Baghdad]]. Hal ini mendorong khalifah meminta bantuan kepada [[Alp Arselan]] ''Rahimahullah'' dari daulah [[Bani Seljuk]] yang berpangkalan di negeri [[Jabal]]. Pada tanggal '''18 Desember 1055 M/447 H''' pimpinan [[Seljuk]] itu memasuki [[Baghdad]].
 
[[Al-Malik al-Rahim]], Amir al-Umara [[Bani Buwaih]] yang terakhir, dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan [[Bani Buwaih]] dan bermulalah kekuasaan [[Daulah Seljuk]]. Pergantian kekuasaan ini juga menandakan awal periode keempat [[khilafah]] [[Abbasiyah]]. [[Bani Seljuk]] berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku [[Ghuz]] di wilayah [[Turkistan]]. Pada abad kedua, ketiga, dan keempat Hijrah mereka pergi ke arah barat menuju [[Transoxiana]] dan [[Khurasan]]. Ketika itu mereka belum bersatu. Mereka dipersatukan oleh [[Seljuk ibn Tuqaq]]. Karena itu, mereka disebut orang-orang Seljuk. Pada mulanya [[Seljuk ibn Tuqaq]] ''Rahimahullah'' mengabdi kepada [[Bequ]], raja daerah [[Turkoman]] yang meliputi wilayah sekitar [[laut Arab]] dan [[laut Kaspia]]. Seljuk ''Rahimahullah'' diangkat sebagai pemimpin tentara. Pengaruh Seljuk ''Rahimahullah'' sangat besar sehingga [[Raja Bequ]] khawatir kedudukannya terancam. [[Raja Bequ]] bermaksud menyingkirkan [[Seljuk]].
Namun sebelum rencana itu terlaksana, [[Seljuk]] ''Rahimahullah'' mengetahuinya. Ia tidak mengambil sikap melawan atau memberontak, tetapi bersama pengikutnya ia bermigrasi ke daerah [[land]], atau disebut juga ''Wama Wara'a al-Nahar'', sebuah daerah [[muslim]] di wilayah [[Transoxiana]] (antara [[sungai Ummu Driya]] dan [[Syrdarya]] atau [[Sihun]]). Mereka mendiami daerah ini atas izin penguasa [[daulah Samaniyah]] yang menguasai daerah tersebut. Mereka masuk Islam dengan manhaj [[Sunni Salafy]]. Ketika [[daulah Samaniyah]] dikalahkan oleh [[daulah Ghaznawiyah]], [[Seljuk]] ''Rahimahullah'' menyatakan memerdekakan diri. Ia berhasil menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh [[daulah Samaniyah]]. Setelah [[Seljuk]] ''Rahimahullah'' meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, [[Israil Ibn Seljuk]] dan kemudian penggantinya [[Mikail Ibn Israil Ibn Seljuk]], namun sayang saudaranya dapat ditangkap oleh penguasa [[Ghaznawiyah]].
 
Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh [[Thugril Bek]] ''Rahimahullah''. Pemimpin [[Seljuk]] terakhir ini berhasil mengalahkan [[Mas'ud al-Ghaznawi]], penguasa [[dinasti Ghaznawiyah]], pada tahun '''429 H/1036 M''', dan memaksanya meninggalkan daerah [[Khurasan]]. Setelah keberhasilan tersebut, Thugril memproklamasikan berdirinya [[daulah Seljuk]]. Pada tahun '''432 H/1040 M''' daulah ini mendapat pengakuan dari [[khalifah Abbasiyah]] di [[Baghdad]]. Di saat kepemimpinan [[Alp Arselan]] inilah, dinasti [[Seljuk]] memasuki [[Baghdad]] menggantikan posisi [[Bani Buwaih]]. Sebelumnya, Thugril ''Rahimahullah'' berhasil merebut daerah-daerah [[Marwadan Naisabur]] dari kekuasaan [[Ghaznawiyah]], [[Balkh]], [[urjan]], [[Tabaristan]], [[Khawarizm]], [[Rayy]], dan [[Isfahan]].
 
Posisi dan kedudukan [[khalifah]] lebih baik setelah dinasti [[Seljuk]] berkuasa; paling tidak kewibawaannya dalam bidang agama dikembalikan setelah beberapa lama "dirampas" orang-orang [[Syi'ah]]. Meskipun [[Baghdad]] dapat dikuasai, namun ia tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahan. [[Thugril Bek]] ''Rahimahullah'' memilih kota [[Naisabur]] dan kemudian kota [[Rayy]] sebagai pusat pemerintahannya. Daulah-daulah kecil yang sebelumnya memisahkan diri, setelah ditaklukkan [[daulah Seljuk]] ini, kembali mengakui kedudukan [[Baghdad]], bahkan mereka terus menjaga keutuhan dan keamanan [[Abbasiyah]] untuk membendung faham [[Syi'ah]] dan mengembangkan manhaj [[Sunni Salafy]] yang dianut mereka.
 
Sepeninggal [[Thugril Bek]] ''Rahimahullah'' '''(455 H/1063 M)''', [[daulah Seljuk]] berturut-turut diperintah oleh:
 
[[Alp Arselan]] Rahimahullah '''(455-465 H/1063-1072)''',
[[Maliksyah]] '''(465-485 H/1072-1092)''',
[[Mahmud Al-Ghazi]] (485-487 H/1092-1094 M),
[[Barkiyaruq]] '''(487 -498 H/1 094-1103)''', [
[Maliksyah II]] '''(498 H/ 1103 M)''',
[[Abu Syuja' Muhammad]] '''(498-511 H/11 03-1117 M)''',dan
[[Abu Harits Sanjar]] '''(511-522H/1117-1128 M)'''.
 
Pemerintahan [[Seljuk]] ini dikenal dengan nama al-Salajiqah al-Kubra (Seljuk Besar atau Seljuk Agung). Disamping itu, ada beberapa pemerintahan [[Seljuk]] lainnya di beberapa daerah sebagaimana disebutkan terdahulu. Pada masa [[Alp Arselan]] ''Rahimahullah'' perluasan daerah yang sudah dimulai oleh [[Thugril Bek]] Rahimahullah dilanjutkan ke arah barat sampai pusat kebudayaan [[Romawi]] di [[Asia Kecil]], yaitu [[Bizantium]].
 
Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi ini adalah apa yang dikenal dengan ''[[peristiwa Manzikert]]''. Tentara [[Alp Arselan]] ''Rahimahullah'' berhasil mengalahkan tentara [[Romawi]] yang besar yang terdiri dari tentara [[Romawi]], [[Ghuz]], [[al-Akraj]], [[al-Hajr]], [[Perancis]], dan [[Armenia]]. Dengan dikuasainya [[Manzikert]] tahun '''1071 M''' itu, terbukalah peluang baginya untuk melakukan gerakan penturkian (turkification) di [[Asia Kecil]]. Gerakan ini dimulai dengan mengangkat [[Sulaiman ibn Qutlumish]], keponakan [[Alp Arselan]], sebagai gubernur di daerah ini. Pada tahun '''1077 M (470 H)''', didirikanlah kesultanan [[Seljuk Ruum]] dengan ibu kotanya [[Iconim]]. Sementara itu putera Arselan, [[Tutush]] ''Rahimahullah'', berhasil mendirikan dinasti Seljuk di [[Syria]] pada tahun '''1094 M/487 H'''.
 
Pada masa Sulthan [[Maliksyah]] wilayah kekuasaan [[Daulah Seljuk]] ini sangat luas, membentang dari [[Kashgor]], sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke [[Yerussalem]]. Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian:
1.[[Seljuk Besar]] yang menguasai [[Khurasan]], [[Rayy]], [[Jabal]], [[Irak]], [[Persia]], dan [[Ahwaz]]. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang memerintah seluruhnya delapan orang.
2.[[Seljuk Kirman]] berada di bawah kekuasaan keluarga [[Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk]]. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.
3.[[Seljuk Iraq]] dan [[Kurdistan]], pemimpin pertamanya adalah [[Mughirs al-Din Mahmud]]. Seljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan syekh.
 
4.[[Seljuk Syria]], diperintah oleh keluarga [[Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud ibn Mikail ibn Seljuk]], jumlah syekh yang memerintah lima orang.
 
5.[[Seljuk Ruum]], diperintah oleh keluarga [[Qutlumish ibn Israil ibn Seljuk]] dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.
Disamping membagi wilayah menjadi lima, dipimpin oleh gubernur yang bergelar Syeikh atau Malik itu, penguasa [[Bani Seljuk]] juga mengembalikan jabatan perdana menteri yang sebelumnya dihapus oleh penguasa [[Bani Buwaih]]. Jabatan ini membawahi beberapa departemen.Pada masa [[Alp Arselan]] [[Rahimahullah]], ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan [[Maliksyah]] yang dibantu oleh perdana menterinya [[Nizham al-Mulk]]. Perdana menteri ini memprakarsai berdirinya Universitas [[Nizhamiyah]] '''(1065 M)''' dan Madrasah [[Hanafiyah]] di [[Baghdad]]. Hampir di setiap kota di [[Irak]] dan [[Khurasan]] didirikan cabang [[Nizhamiyah]]. Menurut [[Philip K. Hitti]], Universitas [[Nizhamiyah]] inilah yang menjadi model bagi segala perguruan tinggi di kemudian hari.
 
Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak ilmuwan [[muslim]] pada masanya. Diantara mereka adalah [[az-Zamakhsyari]] dalam bidang tafsir, bahasa, dan teologi; [[al-Qusyairy]] dalam bidang tafsir; [[Abu Hamid al-Ghazali]] ''Rahimahullah'' dalam bidang teologi; dan [[Farid al-Din al-'Aththar]] dan [[Umar Khayam]] dalam bidang sastra.Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik pun dinasti Seljuk banyak meninggalkan jasa. [[Maliksyah]] terkenal dengan usaha pembangunan di bidang yang terakhir ini. Banyak [[masjid]], jembatan, irigasi dan jalan raya dibangunnya.
 
Setelah Sultan [[Maliksyah]] dan perdana menteri [[Nizham al-Mulk]] wafat Seljuk Besar mulai mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan diantara anggota keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat. Konflik-konflik dan peperangan antar anggota keluarga melemahkan mereka sendiri. Sementara itu, beberapa dinasti kecil memerdekakan diri, seperti [[Syahat Khawarizm]], [[Ghuz]], dan [[al-Ghuriyah]]. Pada sisi yang lain, sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negeri [[Irak]]. Kekuasaan dinasti Seljuk di [[Irak]] berakhir di tangan [[Khawarizm Syah]] pada tahun '''590 H/l199 M'''. ( ''Wallahul Musta’an'' ).(4),(5),(6).
 
== Arsitektur Menakjubkan dari Dinasti Seljuk ==
 
* '''Caravanserai Seljuk (Khan)'''
Penguasa Dinasti Seljuk begitu banyak membangun [[caravanserai]] atau tempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. [[caravanserai]] dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma alias gratis.
 
Di [[caravanserai]] itulah, para pendatang akan dijamu dengan makanan serta hiburan. Secara fisik, bangunan [[caravanserai]] terdiri dari halaman, gedungnya dipercantik dengan lengkungan iwan. Dalam caravanserai terdapat kamar menginap, depo, kamar pengawal serta tersedia juga kandang untuk alat transportasi seperti kuda. [[Caravanserai]] dikelola oleh sebuah lembaga donor. Organisasi itu pertama kali didirikan di [[Rabat-i-Malik]]. [[Caravanserai]] di wilayah [[Iran]] itu menjadi cikal bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti Seljuk. [[Caravanserai]] pertama itu dibangun pada tahun '''1078 M''' oleh Sultan Nasr di antara rute '''Bukhara'''-'''Samarkand'''. Struktur bangunan [[caravanserai]] Seljuk meniru istana padang pasir [[Dinasti Abbasiyah]]. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan dinding yang kuat.
 
* '''Madrasah Seljuk'''
Menurut [[Van Berchem]], para arsitektur di era Dinasti Seljuk mulai mengembangkan bentuk, fungsi dan karakter masjid. Bangunan masjid diperluas menjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama muncul di [[Khurasan]] pada awal abad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk menerima murid.Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi oleh penguasa Seljuk Emir [[Nizham Al-Mulk]] menjadi bangunan publik. Sang emir terispirasi oleh penguasa [[Ghaznawiyyah]] dari [[Persia]]. Di [[Persia]], madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun [[Nizham Al-Mulk]] terdapat di [[Baghdad]] pada '''tahun 1067 M'''.
 
Fakta menunjukkan, madrasah yang dibangun antara '''tahun 1080 M''' hingga '''1092 M''' di [[Kharghird]], [[Khurasan]] sudah menggunakan empat iwan. Secara fisik, bangunan madrasah Seljuk terdiri dari halaman gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi empat iwan. Selain itu juga ada asrama dan ruang belajar.Salah satu madrasah terbaik yang bisa dijadikan contoh berada di [[Anatolia]]. Bangunan madrasah itu menerapkan karakter khas [[Iran]] termasuk penggunaan iwan dan menara ganda yang membingkai pintu gerbang.
 
* '''Menara Seljuk'''
Bentuk menara [[masjid]]-[[masjid]] di [[Iran]] yang dibanguan Dinasti Seljuk secara subtansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara [[masjid Seljuk]] mengadopsi menara silinder seagai ganti menara berbentuk segi empat.
 
* '''Makam Seljuk'''
Pada era kejayaan Dinasti Seljuk pembangunan makam mulai dikembangkan. Model bangunan makam Seljuk merupakan pengembangan dari tugu yang dibangun untuk menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M. Namun, bangunan makam yang dikembangkan para arsitek Seljuk mengambil dimensi baru. Bangunan makam yang megah dibangun pada era Seljuk tak haya ditujukan untuk menghormati para penguasa yang sudah meninggal. Namun, para ulama dan sarjana atau ilmuwan terkemuka pun mendapatkan tempat yang sama. Tak heran, bila makam penguasa dan ilmwuwan terkemuka di era Seljuk hingga kini masih berdiri kokoh.
 
Bangunan makam Seljuk menampilkan beragam bentuk termasuk oktagonal (persegi delapan), berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah (terutama di [[Iran]]). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut (terutama di [[Anatolia]]). Bangunan makam biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal tokoh atau bisa pula letaknya dekat [[masjid]] atau [[madrasah]].
 
* '''Masjid Seljuk'''
Inovasi para arsitektur Dinasti Seljuk yang lainnya tampak pada bangunan masjidnya. [[Masjid Seljuk]] sering disebut [[Masjid Kiosque]]. Bangunan [[masjid]] ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah kubah, berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas [[masjid Kiosque]]. Model [[masjid]] khas Seljuk ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperti [[caravanserai]] dan [[madrasah]].
 
== Referensi ==
 
1.O.Özgündenli, ''"Persian Manuscripts in Ottoman and Modern Turkish Libraries"'', [[Encyclopaedia Iranica]], Edisi dalam talian, ([http://www.iranica.com/newsite/articles/ot_grp7/ot_pers_mss_ott_20050106.html LINK])</ref>
 
2.[[Encyclopaedia Britannica]], ''"Seljuq"'', Edisi dalam talian, ([http://www.britannica.com/eb/article-9066688 LINK]): ''"... Because the Turkish Seljuqs had no Islamic tradition or strong literary heritage of their own, they adopted the cultural language of their Persian instructors in Islam. Literary Persian thus spread to the whole of Iran, and the Arabic language disappeared in that country except in works of religious scholarship ..."''</ref>
 
3.M. Ravandi, ''"The Seljuq court at Konya and the Persianisation of Anatolian Cities"'', in Mesogeios (Mediterranean Studies), vol. 25-6 (2005), m/s: 157-69</ref>.
 
4.Al-Bidaayah Wan Nihaayah, [[Ibn Katsir]].
 
5.Tarikh Khulafa', [[As-Suyuthi]].
 
6.Tarikh Islamiyyah, [[Ibn Khaldun]].
 
== Pranala luar ==
*[http://www.allempires.com/article/index.php?q=Seljuk_empire Komuniti Sejarah ''All Empires'': Empayar Seljuk]
 
[[Kategori:Dinasti]]
[[Kategori:Sejarah Turki]]
[[Kategori:Sejarah Iran]]