Hans Bague Jassin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
tambah referensi |
||
Baris 8:
Kritik sastra yang dikembangkan H.B. Jassin umumnya bersifat edukatif dan apresiatif, serta lebih mementingkan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra. Sedemikian besarnya pengaruh H.B. Jassin terhadap lingkungan sastra Indonesia, sehingga pernah membuatnya dijuluki sebagai "Paus Sastra Indonesia". Pada awal periode 1970-an, beberapa sastrawan beranggapan bahwa kritik sastra H.B. Jassin bergaya konvensional, sedangkan pada saat itu telah mulai bermunculan para sastrawan yang mengedepankan gaya eksperimental dalam karya-karya mereka.
Beberapa peristiwa dan kontroversi sastra pernah melibatkan H.B. Jassin. Pada tahun 1956, ia membela [[Chairil Anwar]] yang dituduh sebagai ''plagiat'', melalui bukunya yang terkenal berjudul ''"Chairil Anwar Penyair Angkatan 45"''. Ia juga turut menanda-tangani [[Manifesto Kebudayaan|Manifesto Kebudayaan (Manikebu)]] tahun 1963, yang membuatnya dikecam sebagai anti-[[Soekarno]] oleh kalangan [[Lekra]] dan membuatnya dipecat dari Lembaga Bahasa Departemen P & K dan staf pengajar UI
| date = 4 Januari 2009
| url = http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/01/04/ArticleHtmls/04_01_2010_012_001.shtml?Mode=1}}
</ref>. Demikian pula ketika ia muat cerpen ''"Langit Makin Mendung"'' karya Ki Panji Kusmin di majalah Sastra tahun 1971. Karena menolak mengungkapkan nama asli pengarang cerpen yang isinya dianggap "menghina Tuhan" tersebut, H.B. Jassin dijatuhi hukuman penjara satu tahun dengan masa percobaan dua tahun.
== Peninggalan ==
Baris 15 ⟶ 25:
== Wafat ==
H.B. Jassin meninggal dunia pada hari Sabtu, 11 Maret 2000 di [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo]] dalam usia 83 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
|