Lawai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Catatan lain yang cukup penting bagi kerjaan Tanjungpura adalah tentang penyebaran Islam di Kalimantan dimulai dari Ketapang, tepatnya pada tahun 1550 M di Kerajaan Tanjung Pura pada penerintahan Giri Kusuma yang merupakan kerajan melayu dan lambat laun mulai menyebar di Kalimantan Barat.
 
 
==Hubungan Lawai dan Kesultanan Banjar==
===Maharaja Suryanata===
Hikayat Banjar yang terakhir ditulis pada tahun [[1663]], menyebutkan hubungan '''Batang Lawai''' dengan Banjar pada masa Maharaja Suryanata, penguasa Banjar (waktu itu disebut Negara Dipa), kemungkinan Batang Lawai disini adalah sebutan untuk [[sungai Kapuas]]. </br>
Hikaya Banjar : </br>
''Hatta berapa lamanya maka raja perempuan itu hamil pula. Sudah genap bulannya genap harinya maka beranak laki-laki pula. Maka tahta kerajaan, beranak itu itu seperti demikian jua, dinamai Raden Suryawangsa. Kemudian daripada itu, Raden Suryaganggawangsa itu sudah taruna, Raden Suryawangsa itu baharu kepinggahan (= tumbuh gigi) itu, maka seperti raja Sukadana, seperti raja Sambas, seperti orang besar-besar Batang Lawai, seperti orang besar di Kota Waringin, seperti raja Pasir, seperti Kutai, seperti Karasikan, seperti orang besar di Berau, sekaliannya itu sama takluk pada Maharaja Suryanata di Negara-Dipa itu. Majapahit pun, sungguh negeri besar serta menaklukkan segala negeri jua itu, adalah raja Mapahit itu takut pada Maharaja Suryanata itu. Karena bukannya raja seperti raja negeri lain-lain itu asalnya kedua laki-isteri itu maka raja Majapahit hebat itu; lagi pula Lambu Mangkurat itu yang ditakutinya oleh raja Majapahit dan segala menteri Majapahit itu sama hebatnya pada Lambu Mangkurat itu. Maka banyak tiada tersebutkan.''
 
===Sutan Suryanullah===
Hubungan Lawai dengan Kesultanan Banjar di masa Sultan Suryanullah/Sultan [[Suriansyah]] disebutkan dalam Hikayat Banjar, waktu itu Lawai salah satu negeri yang turut mengirim pasukan membantu Pangeran Samudera/Sultan Suriansyah dan salah satu negeri yang mengirim upeti:<br />
''Sudah itu maka orang [[Kabupaten Pulang Pisau|Sebangau]], orang [[Kabupaten Katingan|Mendawai]], orang [[Kabupaten Kotawaringin Timur|Sampit]], orang [[Kabupaten Seruyan|Pembuang]], orang [[Kerajaan Kotawaringin|Kota Waringin]], orang [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]], orang [[Lawai]], orang [[Sambas]] sekaliannya itu dipersalin sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim barat sekaliannya negeri itu datang mahanjurkan upetinya, musim timur kembali itu. Dan orang [[Takisung, Tanah Laut|Takisung]], orang [[Kuala Tambangan, Takisung, Tanah Laut|Tambangan Laut]], orang [[Kintap, Tanah Laut|Kintap]], orang [[Asam Asam, Jorong, Tanah Laut|Asam-Asam]], orang [[Pulau Laut|Laut-Pulau]], orang [[Pamukan]], orang [[Kesultanan Pasir|Paser]], orang [[Kesultanan Kutai|Kutai]], orang [[Kesultanan Berau|Berau]], orang [[Kerajaan Tidung|Karasikan]], sekaliannya itu dipersalin, sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim timur datang sekaliannya negeri itu mahanjurkan upetinya, musim barat kembali.''
 
===Sultan Tamjidullah I===
[[Berkas:Jacob Mossel 1704-1761.jpg|right|thumb|Jacob Mossel, Gubernur Jenderal VOC tahun 1750-1761]]
Pada masa pemerintahan [[Daftar Penguasa Hindia-Belanda|Gubernur Jenderal VOC]] [[Jacob Mossel]] (1750-1761) dibuat lagi perjanjian antara Sultan Sepuh (Tamjidullah I) dari Banjar dengan Kompeni Belanda ditandatangani pada [[20 Oktober]] [[1756]]. Dalam perjanjian tersebut Kompeni Belanda akan membantu Sultan Tamjidullah I untuk menaklukkan kembali daerah [[Kesultanan Banjar]] yang telah memisahkan diri seperti : Berau, Kutai, Pasir, Sanggau, Sintang dan Lawai serta daerah taklukannya. Kalau berhasil maka Seri Sultan akan mengangkat Penghulu-Penghulu di daerah tersebut dan selanjutnya Seri Sultan memerintahkan kepada Penghulu-Penghulu tersebut untuk menyerahkan hasil dari daerah tersebut setiap tahun kepada Kompeni Belanda dengan perincian sebagai berikut :
# [[Kesultanan Berau|Berau]], 20 pikul sarang burung dan 20 pikul lilin.
# [[Kesultanan Kutai|Kutai]], 20 pikul sarang burung dan 40 pikul lilin.
# [[Kesultanan Pasir|Pasir]], 40 tahil emas halus dan 20 pikul sarang burung, serta 20 pikul lilin
# [[Kerajaan Sanggau|Sanggau]], 40 tahil emas halus dan 40 pikul lilin
# [[Kerajaan Sintang|Sintang]], 60 tahil emas halus dan 40 pikul lilin
# [[Kerajaan Tanjungpura|Lawai]], 200 tahil emas halus, dan 20 pikul sarang burung
 
[[Kategori:Kabupaten Ketapang]]