Diaspora Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xqbot (bicara | kontrib)
k bot Membuang: de:Nikkeijin; kosmetik perubahan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah awal: +Amerika
Baris 10:
Sebelum tahun 1885, relatif sedikit orang yang beremigrasi dari Jepang; sebagian karena pemerintah Meiji enggan mengizinkan emigrasi, sebagian karena tidak memiliki kekuatan politik untuk cukup melindungi emigran Jepang, ssebagian lagi karena kehadiran orang Jepang sebagai buruh kasar di luar negeri akan menghambat kemampuan pemerintah untuk merevisi [[Perjanjian Tidak Adil|perjanjian yang tidak adil]]. Sebuah pengecualian akan kecendrungan ini adalah imigrasi 153 buruh kontrak - tanpa paspor resmi - ke Hawaii pada tahun 1868.<ref>Dikenal sebagai ''Gannen-mono'' (元年者), atau "orang-orang tahun pertama" karena mereka meninggalkan Jepang pada tahun pertama [[Zaman Meiji|Era Meiji]]. Jonathan Dresner, "Petunjuk untuk Buruh Emigrant, 1885-1894: "Kembali dalam Kemenangan" atau 'Mengembara di Ambang Kelaparan,"" Dalam ''Japanese Diasporas: Unsung Pasts, Conflicting Presents, and Uncertain Futures,'' ed. Nobuko Adachi (London: Routledge, 2006), 53.</ref>. Sebagian dari kelompok ini tetap tinggal setelah berakhirnya kontrak kerja pertama, mereka kemudian membentuk inti masyarakat ''nikkei'' di Hawaii. Pada 1885, pemerintah Meiji mulai beralih kepada program emigrasi yang disponsori secara resmi, untuk mengurangi tekanan kelebihan penduduk dan efek [[deflasi Matsukata]] di daerah pedesaan. Selama dekade berikutnya, pemerintah terlibat erat dalam seleksi dan instruksi pra-keberangkatan bagi emigran. Pemerintah Jepang sangat berkeinginan agar para emigran Jepang bersikap baik selama di luar negeri, untuk menunjukkan kepada Barat bahwa Jepang adalah masyarakat yang bermartabat dan patut dihormati. Pada pertengahan 1890-an, perusahaan imigrasi (''imin-Kaisha'' 移民会社) yang tidak disponsori oleh pemerintah, mulai mendominasi proses perekrutan emigran; namun ideologi dari pemerintah tetap mempengaruhi pola emigrasi.<ref>Dresner, 52-68.</ref>
 
== Amerika ==
 
Orang-orang Jepang mulai bermigrasi ke Amerika Serikat dan Kanada dalam jumlah yang signifikan sejak terjadinya perubahan politik, budaya, dan sosial yang terjadi karena [[Restorasi Meiji]] tahun 1868. (Lihat [[Jepang-Amerika]] dan [[Jepang-Kanada]]). Khususnya setelah [[Undang-Undang Pengecualian Cina]] tahun 1882, pengusaha mencari imigran Jepang untuk menggantikan imigran Cina. Pada 1907, terjadi ''"[[gentlemen's agreement]]"'' antara pemerintah Jepang dan Amerika Serikat mengakhiri imigrasi pekerja Jepang (laki-laki), namun tetap mengizinkan imigrasi dari pasangan imigran Jepang sudah berada di Amerika. [[Undang-undang Imigrasi tahun 1924]] melarang semua imigrasi kecuali sedikit sekali orang Jepang; dan sampai [[Undang-undang Imigrasi tahun 1965]] sangat sedikit terjadi imigrasi dari Jepang. Adapun imigrasi yang terjadi sebagian besar adalah para [[pengantin perang]]. Mayoritas orang Jepang yang menetap di Hawaii yang sekarang ini mencapai sepertiga dari penduduk negara bagian tersebut, lain-lainnya terdapat di Pantai Barat Amerika Serikat (California, Idaho, Nevada, Oregon dan negara bagian Washington), serta komunitas penting lainnya juga terdapat di wilayah Northeast dan Midwest Amerika Serikat.
 
Diaspora Jepang dianggap unik karena tidak adanya emigrasi baru yang terjadi di paruh kedua abad ke-20.<ref>Maidment, Richard ''et all.'' (1998). [http://books.google.com/books?id=dK3WrSqLvgwC&pg=PA80&dq= ''Culture and Society in the Asia-Pacific'', hlm. 80.]</ref>
 
Dengan adanya pembatasan memasuki Amerika Serikat, tingkat imigrasi Jepang ke Amerika Latin kemudian mulai meningkat. Imigran [[Jepang]] (terutama dari [[Prefektur Okinawa]]) tiba dalam jumlah kecil selama awal abad ke-20. [[Jepang-Brasil]] adalah etnis terbesar masyarakat Jepang di luar Jepang (berjumlah sekitar 1,5 juta,<ref>[http://www.mofa.go.jp/region/latin/brazil/index.html]</ref> bandingkan dengan 1,2 juta di [[Amerika Serikat]]), dan [[São Paulo]] memiliki konsentrasi terbesar orang Jepang di luar Jepang. Imigran Jepang pertama (791 orang, sebagian besar petani) datang ke [[Brasil]] pada tahun 1908 dengan kapal ''[[Kasato Maru]]'' dari pelabuhan [[Kobe]] di Jepang, yang pergi ke Brasil untuk mencari kondisi hidup yang lebih baik. Banyak di antara mereka yang akhirnya bekerja sebagai buruh di perkebunan kopi.
 
''[[Nisei]]'' (generasi kedua) pertama [[Jepang-Argentina]], Seicho Arakaki, dilahirkan pada tahun 1911. Saat ini terdapat sekitar 32.000 orang keturunan Jepang di Argentina menurut ''Asosiasi Nikkei dan Orang Jepang di Luar Negeri''.
 
[[Jepang-Peru]] juga membentuk etnis masyarakat Jepang yang terkenal, di antaranya adalah mantan presiden Peru [[Alberto Fujimori]].
 
== Catatan kaki ==