Sejarah Nusantara (1602–1800): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 203.128.250.6 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgxbot
Baris 61:
*[[4 Februari]] [[1740]] - Segerombolan orang Tionghoa melakukan pemberontakan dan penyerbuan pos penjagaan untuk membebaskan bangsanya yang ditahan.
*Juni 1740 - [[Kompeni]] Belanda mengeluarkan lagi peraturan bahwa semua orang Tionghoa yang tidak memiliki izin tinggal akan ditangkapdan diangkut ke Sailan. Peraturan ini dilaksanakan dengan sewenang-wenang.
*September 1740 - Tersiar berita bahwa segerombolan orang Tionghoa di daerah pedesaan sekitar Batavia bergerak mendekati pintu gerbang Batavia. Mr. antoniusCornelis di [[Tangerang]] dan de Qual di [[Bekasi]], memerintahkan memperkuat pos-pos penjagaan.
*[[7 Oktober]] 1740 - Pasukan bantuan yang dikirim ke Tangerang oleh pemerintah kolonial diserang oleh gerombolan Tionghoa, sebagian besar dari pasukan tersebut tewas.
*Oktober 1740 - Berdasarkan bukti yang didapatkan VOC menarik kesimpulan bahwa orang-orang Tionghoa sedang merencanakan sebuah pemberontakan.
Baris 73:
*Desember 1741-awal [[1742]] - VOC merebut kembali daerah-daerah lain yang terancam serangan.
*[[13 Februari]] [[1755]] - VOC menandatangani [[Perjanjian Giyanti]]. Isinya VOC mengakui Mangkubumi sebagai [[Sultan Hamengkubuwana I]], penguasa separuh wilayah [[Jawa Tengah]].
*September [[1789]] - Belanda mendengar desas-desus bahwa raja Jawa akan melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Eropa, sehingga mengutus seorang residen yang bernama Andries HutabaratHartsick dengan memakai pakaian Jawa menghadiri pertemuan rahasia di Istana Jawa.
*[[1 Januari]] [[1800]] - VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan Asia. Belanda kalah perang dan dikuasai [[Perancis]]. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik Perancis.