Ratu Myeongseong dari Han Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taman Renyah (bicara | kontrib)
tambahan
Taman Renyah (bicara | kontrib)
Baris 95:
Catatan-catatan tersebut umumnya menuliskan bahwa ratu memiliki wajah yang lembut namun garis wajahnya tegas, suaranya lembut dan hangat dan bila sedang berbicara tentang masalah negara, suaranya akan dipertegas. Penampilannya di hadapan publik selalu formal dan beretika. Underwood menggambarkan ratu sebagai berikut:
 
{{cquote|Saya harap saya dapat memberikan gambaran jelas mengenai ratu kepada publik pada saat penampilan terbaiknya, namun hal ini pasti tidak mungkin karena bahkan harus meminta izin kepadanya untuk mengambil foto, dan ekspresi kehangatannya saat berbicara, karakter dan kecerdasan yang ia perlihatkan hanyalah sebagian yang dapat terbaca jika wajahnya sedang dalam keaadan tenang. Ia mengikat rambutnya sama seperti semua wanita Korea, sebagian di tengah, diikat kencang dan rapi serta dikonde agak rendah di belakang kepala. Ornamen kecil…yang dipakai di atas kepalanya dikencangkan dengan pengikat berwarna hitam. Yang Mulia tampaknya tidak begitu perduli terhadap ornamen-ornamen, karena ia cuma memakai sedikit saja. Tidak ada wanita Korea yang memakai anting, begitu pula dengan sang ratu, tidak pula saya melihatnya memakai kalung, bros, atau gelang. Ia pasti punya banyak cincin, tapi saya tidak melihatnya mengenakan lebih dari satu atau dua produk Eropa…}}
 
"Berdasarkan tradisi Korea, ia membawa sejumlah orname filigree emas dengan pita panjang berwarna perak yang dikencangkan di sampingnya. Begitu sederhana dan anggun seleranya dalam berbusana, sulit untuk menganggapnya sebagai pemimpin dari negara yang dianggap setengah beradab…tampak sedikit pucat dan kurus, dengan wajah yang tegas dan mata kecil yang bercahaya, pada pandangan pertama bagi saya ia tidak tampak terlihat cantik, namun tidak ada satu pun orang yang tidak bisa membaca ambisi, kecerdasan dan kekuatan karakter dari wajahnya…"}}
 
Pada awal pernikahannya, Gojong dan Min kurang menemukan kecocokan. Antara satu dan yang lain merasa segan. Ratu Min lebih suka berdiam diri di kamarnya untuk belajar dan membaca buku-buku sejarah, filsafat dan politik, sementara Gojong menghabiskan waktunya siang dan malam dengan minum dan berpesta. Min yang yang lebih peka terhadap masalah negara suatu kali pernah mengatakan kepada teman dekatnya bahwa suaminya menjijikkan baginya.
Baris 103:
Menurut para pejabat pemerintahan, saat Min naik tahta menjadi ratu, ia dikenal sangat cermat dalam memilih orang yang dapat diajak untuk bekerja sama. Pertama-tama ia merasa peraturan di istana begitu ketat namun akhirnya dapat beradaptasi untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai pemimpin. Upayanya untuk memiliki anak yang diharapkan akan menjadi penerus kerajaan tidak dapat terlaksana karena putra pertamanya meninggal karena kondisi kesehatannya yang kurang baik. Namun upaya kedua membuahkan hasil dengan lahirnya putra ke-2 dengan selamat yang dinamakan Sunjong. Sunjong sendiri bukanlah anak yang sehat, karena sering terkena sakit dan berminggu-minggu terbaring di tempat tidur. Pada akhirnya hubungannya dengan sang suami berangsur-angsur membaik dan keduanya dapat bekerja sama memimpin kerajaan.
[[Image:대한문 앞 명성황후 국장행렬-1897.gif|thumb|Iring-iringan pemakaman Maharani Myeongseong secara nasional setelah 2 tahun kematiannya di tahun 1895.]]
 
Pada masa-masa akhir, Min dan Gojong mulai merasa dekat dengan satu sama lain. Gojong ditekan oleh para penasehatnya untuk menjalankan pemerintahan dan kebijakan negara. Menurut kebanyakan orang, sebenarnya Gojong tidak akan dipilih jadi raja dikarenakan dirinya tidak memiliki kualitas yang diperlukan sebab ia tidak pernah secara formal mengikuti pendidikan tapi karena kesalahan wangsa Jo yang menganggap mereka bisa mengendalikannya melalui ayahnya. Saat waktunya Gojong untuk menunjukkan tanggung jawabnya terhadap negara, ia selalu membutuhkan bantuan istrinya untuk menangani masalah domestik ataupun luar negeri. Gojong sangat menghargai kepandaian dan kecerdasan sang istri dan semakin mengandalkannya saat masalah semakin rumit mendera negara. Di saat frustasi, hanya Min yang menjadi batu sandarannya.