Hukum Snellius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ArthurBot (bicara | kontrib)
ESCa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
:<math>\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{n_2}{n_1}</math>
atau
:<math>n_1\sin\theta_1 = n_2\sin\theta_2\ .</math>
atau
:<math>v_1\sin\theta_2\ = v_2\sin\theta_1</math>
 
Lambang <math>\theta_1, \theta_2</math> merujuk pada sudut datang dan sudut bias, <math>v_1</math> dan <math>v_2</math> pada kecepatan gelombang sinar datang dan sinar bias. Lambang <math>n_1</math> merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang, sedangkan <math>n_2</math> adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.
 
Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung [[indeks bias]] suatu bahan.
 
Pada tahun 1637, [[René Descartes]] secara terpisah menggunakan ''heuristic momentum conservation in terms of sines'' dalam tulisannya ''[[Discourse on Method]]'' untuk menjelaskan hukum ini. [[Cahaya]] dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada [[medium]] yang lebih padat karena [[cahaya]] adalah [[gelombang]] yang timbul akibat terusiknya ''plenum'', substansi kontinu yang membentuk [[alam semesta]]. Dalam bahasa [[Perancis]], [[hukum Snellius]] disebut ''la loi de Descartes'' atau ''loi de Snell-Descartes''.
 
Sebelumnya, antara tahun 100 hingga 170 [[Ptolemy]] dari [[Thebaid]] menemukan relasi empiris sudut bias disebut ''confirmation bias'', yang hanya akurat pada sudut kecil.<ref>{{cite web | url = http://scienceworld.wolfram.com/biography/Ptolemy.html | title = Ptolemy (ca. 100-ca. 170) | work = Eric Weinstein's World of Scientific Biography}}</ref> Konsep [[hukum Snellius]] pertama kali dijelaskan secara matematis dengan akurat pada tahun 984 oleh [[Ibn Sahl]] dari [[Baghdad]] dalam manuskripnya ''On Burning Mirrors and Lenses''<ref>Wolf, K. B. (1995), "Geometry and dynamics in refracting systems", ''European Journal of Physics'' '''16''': 14-20.</ref><ref>{{cite journal | author=Rashed, Roshdi | title= A pioneer in anaclastics: Ibn Sahl on burning mirrors and lenses | journal= [[Isis (journal)|Isis]]| year= 1990| volume= 81| pages= 464–491 |doi=10.1086/355456}}</ref>. Dengan konsep [[Ibn Sahl]] membuat lensa yang dapat memfokuskan cahaya tanpa ''geometric aberration'' yang dikenal sebagai ''anaclastic lens''. Manuskrip [[Ibn Sahl]] ditemukan oleh [[Thomas Harriot]] pada tahun 1602, <ref>{{cite journal | author=Kwan, A., Dudley, J., and Lantz, E. | title=Who really discovered Snell's law? | journal=[[Physics World]] | year=2002 | volume=15 | issue=4 | pages=64 |url=http://physicsworldarchive.iop.org/index.cfm?action=summary&doc=15%2F4%2Fphwv15i4a44%40pwa-xml&qt= }}</ref> tetapi tidak dipublikasikan walaupun ia bekerja dengan [[Johannes Keppler]] pada bidang ini.
 
Pada tahun 1678, dalam ''Traité de la Lumiere'', [[Christiaan Huygens]] menjelaskan [[hukum Snellius]] dari penurunan [[prinsip Huygens]] tentang sifat cahaya sebagai gelombang. [[Hukum Snellius]] dikatakan, berlaku hanya pada [[medium]] isotropik atau ''specular'' pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai [[frekuensi]] tunggal, sehingga bersifat ''reversible''.<ref>[http://www.glenbrook.k12.il.us/GBSSCI/PHYS/CLASS/refrn/u14l2b.html Snell's Law<!-- Bot generated title -->]</ref> [[Hukum Snellius]] dijabarkan kembali dalam rasio sebagai berikut:
 
:<math>\frac{\sin\theta_1}{\sin\theta_2} = \frac{v_1}{v_2} = \frac{\lambda_1}{\lambda_2}</math>
 
== Pranala luar ==