Soerjopranoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 30:
Ketika Sultan yang pertama mangkat pada tahun 1792, putera mahkota segera naik tahta menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-II, dan Sedah Mirah diangkat menjadi permaisuri, bergelar Kanjeng Ratu Kencana Woelan (atau Kencana Woengoe). Dari permaisuri yang berasal dari rakyat jelata ini dilahirkan tiga orang anak, puteri semua, dan ternyata ketiganya diperistri oleh bangsawan-bangsawan yang memiliki kedudukan yang penting dalam sejarah, dan menurunkan pejuang-pejuang bangsa. Yang Pertama adalah Kanjeng Ratu Ayoe yang kemudian menjadi permaisuri Sri Paku Alam ke-II dan menjadi asal keturunan pahlawan-pahlawan nasional Aoejopranoto, dan Ki Hadjar Dewantara. Yang Kedua, Kanjeng Ratu Anom yang diperistri oleh Adipati Madiun dan kemudian yang Ketiga, Kanjeng Ratu Timoer, yang deperistri oleh Patih Sedolawe dan menurunkan Gondokoesoemo, yang cukup dikenal dalam Perang Diponogoro (1825-1830).
 
== Asal-usul keluarga ==
 
Soerjopranoto dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 11 Januari tahun 1871 sebagai putera tertua dari Kanjeng Pangeran Haryo Soerjaningrat putra sulung Sri Paku Alam III ( yang tidak dapat menjadi Paku Alam IV karena buta ). Pakualaman adalah daerah Kulonprogo.
Baris 53:
Selanjutnya beliau bersumpah tidak akan lagi bekerja pada pemerintah penjajah Belanda untuk selama-lamanya, dan memberikan seluruh tenaga dan fikirannya pada perjuangan pergerakan politik menentang penjajahan.
 
==Aktifitas Aktivitas dalam Pergerakan ==
 
Soerjopranoto di zaman pergerakan politik aktif dalam beberapa pergerakan antara lain:
Baris 125:
Pada era 1942 sampai dengan 1945, karena sekolah Adhi Dharma di zaman Jepang dibubarkan dan partai-partai dilarang maka beliau kemudian menjadi guru (sampai 1947) ditaman tani "Taman Siswa" yang didirikan adiknya Ki Hajar Dewantara, juga untuk menhindari tugas-tugas dari pemerintah pendudukan Jepang. Dalam masa ini beliau juga menjadi anggota Cuo Sangi In (semacam D.P.A).
 
== Era setelah Kemerdekaan ==
 
Di zaman R.I.-Yogyakarta disamping menjadi guru Taman Siswa, beliau tidak sedikit memberi kursus-kursus kepada para pemuda, selaku seorang yang partai-loos. Pada waktu itu beliau menerbitkan dua buku : satu tentang pelajaran Sosialisme dan dua tentang ilmu Tata-negara, guna secara sederhana lekas menambah pengetahuan dan pengertian dasar pada golongan pemuda-pemuda dan rakyat lapisan bawah yang sedang berjuang melaksanakan perang kemerdekaan.