Tanggul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{rapikan}} |
Bejotampan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
Memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air.
Asal Kata▼
▲==Asal Kata==
Kata dike kemungkinan berasal dari bahasa Belanda ''dijk'', dimana pembangunan tanggul telah terjadi sejak abad ke 12. Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250, didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri sebelumnya. Sementara dari bahasa Anglo-Saxon, kata ''dic'' diartikan menggali parit dan membentuk tanah timbunan di atasnya.
==Tanggul buatan==
Tujuan utama tanggul buatan adalah untuk mencegah [[banjir]] di dataran yang dilindunginya. Bagaimanapun, tanggul juga mengungkung aliran air sungai, menghasilkan aliran yang lebih cepat dan muka air yang lebih tinggi. Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gumuk / gundukan [[pasir]] pantainya tidak cukup kuat, di sepanjang sungai untuk melindungi dari banjir, di sepanjang danau atau [[polder]].▼
▲Tujuan utama tanggul buatan adalah untuk mencegah banjir di dataran yang dilindunginya. Bagaimanapun, tanggul juga mengungkung aliran air sungai, menghasilkan aliran yang lebih cepat dan muka air yang lebih tinggi. Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gumuk / gundukan pasir pantainya tidak cukup kuat, di sepanjang sungai untuk melindungi dari banjir, di sepanjang danau atau [[polder]].
Tanggul juga dibuat untuk tujuan empoldering/membentuk batasan perlindungan untuk suatu area yang tergenang serta suatu perlindungan militer.
Tanggul bisa jadi hasil pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat,
Tanggul pertama kali dibangun di peradaban sungai Hindus, ([[Pakistan]] dan [[India]] utara sekitar 2600 SM) sebagai harapan kehidupan agraris orang-orang Harappa. Tanggul juga
|