Mahamoggallana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
Tjmoel (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Moggallana'' ([[Pali]]: '''Moggallāna''' ; [[Sansekerta]]: '''Maudgalyayana'' ; [[Hanyu]]: 目連 ''Mulian''; [[Bahasa Jepang|Jepang]]: 目犍連 ''Mokuren'' ), dikenal juga dengan '''Mahamoggallāna''' atau '''Mahamaudgalyayana''', adalah salah satu murid terdekat [[Siddharta Gautama]] [[Buddha]]. diantara [[Arahat|Arahat-arahat]] terkenal seperti [[Subhuti]], [[Sariputta]] dan [[Mahakasyapa]], ia dianggap sebagai murid terkemuka kedua Sang Buddha, bersama dengan Sariputta.
 
Moggallana merupakan murid Sang Buddha yang paling memiliki kemampuan sakti dibandingkan dengan murid-murid lainnya. Kemampuan yang dimiliki termasuk kemampuan membaca pikiran guna mengetahui kebohongan dari kebenaran, keluar dari tubuh fisiknya dan mengunjungi berbagai alam keberadaan, berbicara dengan para arwah dan dewa-dewa. Ia juga dapat melakauukan hal sepeti berjalan menembus tembok, berjalan di atas air, terbang di udara, dan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. <ref> Culatanhasankhaya Sutta </ref>
 
Berbagai [[Sutta]] dalam [[Tipitaka]] menunjukkan bahwa Moggalla berbicara dengan arwah orang yang telah meninggal guna menjelaskan kepada mereka keadaan mengerikan yang mereka alami dan memberikan pengertian akan kesusahan mereka sendiri, sehingga mereka dapat terbebaskan atau menerima hal tersebut. Moggallana juga dapat menggunakan kemampuan membaca pikiran guna memberikan pendapat yang baik dan sesuai kepada murid-muridnya, sehingga mereka meraih hasil dengan segera.
 
== Kematian : Karma seorang Arahat ==
Main article: Paranibbana of Mahamoggallana
 
Moggallana wafat ketika ia berkunjung di [[Magadha]]. Beberapa pendapat mengatakan pemuja agama merajamnya hingga meninggal, pendapat lain mengatakan bahwa kematiannya disebabkan oleh pencuri. PadaDiketahui umumnya,secara umum bahwa kematian Moggallana disebabkan oleh cara yang brutal. Ketika ditanya mengapa Moggallana tidak menjaga dirinya sendiri, dan mengapa seorang [[Arahat]] Agung menderita kematian yang sedemikian, [[Siddharta Gautama|Buddha]] mengatakan bahwa Moggallana telah menjanjikan [[Kamma|karma]] yang demikian di kehidupan sebelumnya (ia telah membunuh orang yang dianggap sebagai orang tua sendiri dan merupakan salah satu dosa di kehidupannya yang lalu), ia dengan tulus menerima takdirnya dan mempercepat kematian yang demikian, sehingga terjadi secepat mungkin. Lebih lanjut, Sang Buddha menyatakan bahwa bahkan kesaktian yang demikian hampir tidak berguna untuk menghindari karma mereka, terlebih jika sangat berat.
 
== Moggallana dalam Mahayana ==