Abdullah bin Zubair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
→‎Pandangan: Nama sejararawan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 89:
 
==Pandangan==
Ibnu Zubair dengan tegas menentang kekhalifahan menjadi warisan Bani Umayyah.<ref name="Kennedy77">{{harvtxt|Kennedy|2004|p=77}}</ref> Sebaliknya, dia berpendapat bahwa khalifah harus dipilih melalui ''[[syura|syūrā]]'' (konsultasi) di antara kaum Quraisy secara keseluruhan, seperti sistem yang telah berlaku selama masa [[Kekhalifahan Rasyidin]].<ref name="Kennedy77"/> Kaum Quraisy menentang monopoli kekuasaan oleh Bani Umayyah dan bersikeras bahwa kekuasaan harus didistribusikan di antara seluruh klan.<ref name="Gibb55"/><ref name="Kennedy83"/> Namun, selain keyakinan ini, Ibnu Zubair tidak mensponsori doktrin agama atau program politik apa pun, tidak seperti gerakan Banu Ali dan Khawarij kontemporer.<ref name="Hawting49"/> Pada saat dia mengklaim kekhalifahan, dia telah lama muncul sebagai pemimpin suku Quraisy yang tidak terpengaruh.<ref name="Gibb55"/> Menurut sejarawan [[H. A. R. Gibb|H.A.R. Gibb]], kebencian Quraisy terhadap Bani Umayyah terbukti sebagai tema yang mendasari tradisi Islam tentang konflik Ibnu Zubair dengan Bani Umayyah dan Ibnu Zubair adalah "perwakilan utama" dari generasi kedua keluarga elit Muslim Hijaz yang mempermasalahkan "jurang kekuasaan" antara mereka dan keluarga Umayyah yang berkuasa.<ref name="Gibb55"/> Gibb juga menggambarkan Ibnu Zubair sebagai "pemberani, tetapi pada dasarnya mementingkan diri sendiri", permusuhan terhadap Bani Umayyah dalam sumber-sumber Muslim tradisional menyebabkan gambaran umum tentang dia sebagai "model kesalehan".<ref name="Gibb55"/> Meskipun demikian, sejumlah sumber Muslim menyebutnya pencemburu dan kasar serta mengkritiknya karena pelecehan fatal terhadap saudaranya 'Amr dan keputusannya untuk memenjarakan [[Muhammad bin al-Hanafiyyah]].<ref name="Gibb55"/>
 
Ibnu Zubair menggalang perlawanan terhadap Bani Umayyah di Hijaz melalui markasnya di Makkah, kota suci utama Islam, dan prestisenya sebagai generasi pertama Muslim yang memiliki ikatan keluarga dengan Muhammad.<ref name="Hawting49"/> Dia bertujuan untuk mengembalikan keunggulan politik Hijaz seperti sebelumnya;<ref name="Wellhausen200">{{harvtxt|Wellhausen|1927|p=200}}</ref> setelah pembunuhan Utsman, posisi Hijaz sebagai pusat politik kekhalifahan dipindahkan ke [[Kufah]] di bawah kekuasaan Ali dan kemudian dipindahkan lagi ke Damaskus atas perintah [[Muawiyah I]].<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|pp=199–200}}</ref> Untuk itu, Ibnu Zubair mengembangkan hubungan yang kuat dengan Makkah dan Ka'bahnya yang juga digabungkan dengan penguasaannya atas kota tersuci kedua Islam di Madinah.<ref name="Hawting49"/> Hal ini meningkatkan prestisenya dan memberikan karakter suci pada kekhalifahannya.<ref name="Wellhausen200"/><ref name="Kennedy84"/>