Ekspedisi Pamalayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ali Munir (bicara | kontrib)
k Huruf kapital
Baris 1:
'''Ekspedisi Pamalayu''' adalah sebuah operasi militer yang dilakukan [[Kerajaan Singhasari]] terhadap [[Pulau Sumatra]] pada tahun [[1275]]–[[1293]].
 
== Latar Belakangbelakang ==
[[Kertanagara]] menjadi raja Singhasari sejak tahun [[1268]]. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, ia berniat memperluas daerah kekuasaan sampai ke luar [[Pulau Jawa]]. Gagasan tersebut dimulai tahun [[1275]] dengan pengiriman pasukan di bawah pimpinan [[Kebo Anabrang]] untuk menaklukkan Suwarnabhumi (nama kuno [[Pulau Sumatra]]).
 
Baris 8:
Menurut analisis para sejarawan, latar belakang pengiriman Ekspedisi Pamalayu adalah untuk membendung serbuan bangsa [[Mongol]]. Saat itu kekuasaan [[Kubilai Khan]] raja Mongol (atau [[Dinasti Yuan]]) sedang mengancam wilayah [[Asia Tenggara]]. Untuk itu, Kertanagara mencoba mendahuluinya dengan menguasai Sumatra sebelum datang serbuan dari pihak asing tersebut.
 
== Sasaran Ekspedisiekspedisi ==
Beberapa literatur menyebut sasaran Pamalayu adalah untuk menguasai negeri [[Melayu]] sebagai batu loncatan untuk menaklukkan [[Sriwijaya]]. Dengan demikian, posisi Sriwijaya sebagai penguasa [[Asia Tenggara]] dapat diperlemah.
Pendapat tersebut sebenarnya kurang tepat karena pada sat itu Kerajaan Sriwijaya sudah musnah. ''[[Nagarakretagama]]'' yang ditulis tahun [[1365]] tidak pernah menyebutkan adanya negeri bernama [[Sriwijaya]], melainkan bernama [[Palembang]]. Itu artinya pada zaman tersebut, nama Sriwijaya sudah tidak dikenal lagi.
Baris 23:
Pasukan Kebo Anabrang kemudian bergerak untuk merebut daerah penghasil lada, yaitu Kuntu–Kampar. Dahulu, Dharmasraya berhasil merebut daerah ini dari tangan para pedagang [[Arab]] yang didukung oleh [[Dinasti Fatimiyah]] di [[Mesir]]. Kini, pasukan Singhasari ganti merebutnya. Dengan demikian, perekonomian Dharmasraya pun mengalami kemunduran.
 
== Pengiriman Arcaarca Amoghapasa ==
Setelah mengalami beberapa kekalahan, raja [[Kerajaan Dharmasraya]] yang bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa akhirnya menyerah kalah. Ia tetap diperkenankan menjadi raja namun dengan syarat mengakui [[Kertanagara]] di [[Jawa]] sebagai atasan.
 
Baris 41:
Dara Jingga kemudian melahirkan [[Adityawarman]], pendiri [[Kerajaan Pagaruyung]]. Adityawarman sendiri mengaku sebagai putra Adwayawarman. Nama ini mirip dengan salah satu nama pengawal arca Amoghapasa di atas, yaitu Adwayabrahma yang menjabat sebagai Rakryan Mahamantri. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi dalam pemerintahan Singhasari. Mungkin istilah “dewa” dalam ''Pararaton'' merujuk kepada jabatan Adwayabrahma tersebut.
 
== Sisa Pasukanpasukan Pamalayu ==
Menurut sumber dari [[Batak]], pasukan Pamalayu dipimpin oleh Indrawarman, bukan Kebo Anabrang. Tokoh Indrawarman ini tidak pernah kembali ke [[Jawa]], melainkan menetap di [[Sumatra]] dan menolak kekuasaan Majapahit sebagai kelanjutan dari Singhasari.