Grand Prix Brasil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75:
Pada balapan terakhir musim 2008 di Brasil, Lewis Hamilton berhasil menjadi Juara Dunia Formula Satu termuda hingga saat itu dalam sejarah ajang Formula Satu. Setelah mengadopsi strategi konservatif tanpa risiko untuk sebagian besar balapan untuk mengamankan setidaknya tempat ke-5, dan gelar juara dunia, hujan deras di akhir balapan menyebabkan masalah yang tidak terduga. Pertama, Hamilton didorong ke posisi ke-5 oleh pembalap Toyota asal Jerman, yaitu [[Timo Glock]], yang tidak masuk ke dalam pit untuk perantara seperti kebanyakan pembalap di barisan depan yang lainnya. Dengan hanya 3 putaran tersisa, Sebastian Vettel kemudian juga menyalip pembalap asal Inggris itu di trek, yang berarti ia akan berakhir dengan poin yang sama dengan Massa, tetapi dengan satu kemenangan lebih sedikit. Sementara semua orang fokus pada pertarungan antara keduanya (Vettel berhasil tetap di depan pada akhirnya), di luar perkiraan, keduanya mampu menyalip Glock, yang kehilangan semua cengkeraman dengan ban cuaca keringnya, di tikungan terakhir sebelum akhirnya finish di trek lurus. Artinya, sementara saingan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap McLaren tersebut, yaitu Felipe Massa, berhasil memenangkan balapan dengan mobil Ferrari-nya, Hamilton pada akhirnya berhasil meraih tempat kelima yang dia butuhkan untuk menjadi juara dunia. Fernando Alonso dari tim Renault, juara termuda sebelumnya, berada di urutan kedua, di depan rekan setim Massa, yaitu Kimi Räikkönen, dan Sebastian Vettel dari tim Toro Rosso.
 
Balapan pada musim 2009 menentukan Juara Dunia Pembalap yang lainnya, dengan Jenson Button di tim Brawn yang berhasil finis di urutan ke-5 untuk mengamankan satu-satunya Kejuaraan Dunia Pembalapnya atas Vettel, sekarang membalap untuk tim Red Bull, yang finis di posisi ke-4; Rekan setim Vettel asal Australia, yaitu [[Mark Webber (pembalap)|Mark Webber]], berhasil memenangkan balapan di depan pembalap asal Polandia, yaitu [[Robert Kubica]]. {{F1 GP|2010|Brasil}} menyaksikan sesi kualifikasi berlangsung dalam kondisi basah, dan [[Nico Hülkenberg]] asal Jerman melaju dengan putaran yang menakjubkan untuk menempatkan tim Williams yang tidak kompetitif di posisi terdepan. Rekan senegaranya, yaitu Vettel, berhasil memenangkan balapan di depan Webber, dan balapan ini memberi tim Red Bull gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan itu membuat duel 4 arah untuk gelar Kejuaraan Dunia Pembalap di babak final di Abu Dhabi. {{F1 GP|2011|Brasil}} melihat tim Red Bull berhasil meraih posisi 1–2 yang lainnya, tetapi kali ini Webber yang berhasil menang dari Vettel, yang telah memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap keduanya di Jepang awal tahun itu. {{F1 GP|2012|Brasil}} adalah sebuah balapan klasik yang lainnya, di mana Vettel kali ini harus bertarung dengan pembalap Ferrari asal Spanyol, yaitu Fernando Alonso. Setelah melakukan start yang sangat buruk, yang menjatuhkannya ke urutan ke-22, dia naik ke urutan ke-6, yang cukup untuk membuatnya memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalapnya yang ketiga secara berturut-turut. Balapan ini juga terkenal sebagai balapan F1 yang terakhir bagi Michael Schumacher: pembalap legendaris asal Jerman itu kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Mercedes pada musim 2010, tetapi dia tidak berhasil memenangkan satu balapan pun – sebuah kejutan yang besar, mengingat dia adalah pembalap F1 yang paling sukses dalam sejarah. {{F1 GP|2013|Brasil}} melihat Vettel berhasil memenangkan balapan yang ke-9 berturut-turut pada musim itu, yang mana itu merupakan sebuah rekor yang baru. {{F1 GP|2014|Brasil}} melihat duo Mercedes yang benar-benar dominan, Nico Rosberg dan Lewis Hamilton berhasil finis 1-2 dalam balapan. {{F1 GP|2015|Brasil}} melihat Rosberg berhasil menang lagi; dia telah menghabiskan sebagian besar musim itu dengan demoralisasi dan atas belas kasihan rekan setimnya, yaitu Hamilton, yang telah berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yang ke-3. {{F1 GP|2016|Brasil}} melihat dominasi tim Mercedes yang berlanjut, tetapi Hamilton yang berhasil menang, dengan Rosberg yang finis di urutan kedua. Akan tetapi, kemenangan tim Mercedes pada hari itu dibayangi oleh hujan lebat, beberapa kecelakaan, dan perjalanan yang menakjubkan dari remaja asal Belanda, yaitu Max Verstappen, yang merupakan putra dari mantan pembalap F1, yaitu [[Jos Verstappen]], yang mengendarai mobil Red Bull-nya dari posisi 16 ke posisi 3 dalam 15 putaran setelah timnya merusak strategi bannya.
 
Pada tanggal 10 Oktober 2013, diumumkan secara resmi bahwa kontrak Grand Prix Brasil telah diperpanjang hingga musim 2022,<ref>{{cite web|title=Brazil signs contract extension through 2022 |publisher=F1 Times |date=10 October 2013 |url=http://www.f1times.co.uk/news/display/08112 |access-date=25 October 2013 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20140227032403/http://www.f1times.co.uk/news/display/08112 |archive-date=27 February 2014}}</ref> dengan perpanjangan lebih lanjut pada bulan November 2020, yang diperpanjang hingga musim 2025.<ref>{{Cite web|last=Noble|first=Jonathan|title=Sao Paulo agrees deal with F1 to host Brazilian GP until 2025|url=https://www.autosport.com/f1/news/153465/sao-paulo-to-keep-f1-brazilian-gp-until-2025|access-date=4 February 2023|website=Autosport.com|language=en}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sao Paulo’s Interlagos Circuit to host Brazilian Grand Prix until 2025|url=https://www.formula1.com/en/latest/article.sao-paulos-interlagos-circuit-to-host-brazilian-grand-prix-until-2025.7d5nbQbkoQy7QxL4TEojO.html|access-date=14 February 2023|website=www.formula1.com|language=en}}</ref>