Ali James Bon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Danang Efendi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Danang Efendi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 74:
 
== Sinopsis ==
Namanya Ali ([[Ibnu Jamil]]) Anak muda ini tinggal di [[masjid]] Ar-Rohman, sebagai penJaga Masjid, sekaligus Tukang Kebon milik Haji Syukur ([[Zainal Abidin Domba]]) Itu sebabnya dia dijuluki Ali James Bon si Penjaga Masjid dan Tukang Kebon.
Awalnya Ali anak orang kaya. Sarbini ([[Akri|Akri Patrio]]), sang ayah, adalah seorang pebisnis sukses, tetapi karena tergiur menjadi anggota legislatif, ia mencalonkan diri menjadi calon legislatif tanpa berbekal wawasan politik sedikit pun. Dukungannya tidak mendapat dukungan dari siapapun, jangankan masyarakat, keluarganya sendiri pun tidak mendukungnya. Namun, Sarbini tetap nekad karena ada desakan pihak tertentu yang menghasutnya untuk tetep maju dan yakin terpilih menjadi anggota dewan. Sarbini tidak terpilih. Uang yang sudah dihambur-hamburkan saat kampanye menjadi sia—sia. Akhirnya ia tinggal di rumah petak kontrakan milik Syukur, musuh bebuyutannya.
Maya ([[Meriam Bellina]]), istri Sarbini yang matre jadi sering marah—marah sehingga membuat Sarbini pusing dan kesal. Walaupun miskin, Maya tetap berpenampilan glamour dan sok kaya.
Ali terpaksa berhenti kuliah, akhirnya ia bertemu Ustadz Restu dan diberi nasihat agar tegar dan kuat menghadapi cobaan. Akhirnya Ustadz nawarin Ali utuk kerja sebagai penjaga masjid sekaligus tukang kebon. Ali juga bisa belajar agama dan menenangkan diri. Pewakaf masjid itu memberi nama tambahan James Bon, artinya Penjaga masjid dan tukang kebon
Ali merasa lebih adem dan lebih tenang tinggal di Masjid terlebih lagi ia mengenal seorang wanita yang sangat cantik dan baik hati, Jamila ([[Shireen Sungkar]]) Ternyata Jamila adalah anak Haji Syukur, pemilik masjid, sekaligus ketua yayasan yang. menyebalkan. Hubungan Ali dengan Jamila kian berkembang. Dari rasa simpatik, menjadi teman dan dari teman merebak ke arah yang lebih serius. Namun Jamilah sudah dijodohkan kepada Helmi ([[Harlan Chaniago]]), yang mengaku lulusan Kairo. Padahal Jamila nggak suka sama helmi. Selain kelulusannya meragukan sifatnya juga sombong tidak jauh beda dengan Haji Syukur, ayahnya. Perjalanan cinta Ali dan Jamilah ibarat berjalan di atas hamparan duri. Mereka mendapat tentangan tajam dari Helmi dan Syukur. Terlebih setelah Syukur tahu bahwa Helmi adalah anak Sarbini, musuh bebuyutannya.
Tapi, Ali adalah pemuda tangguh yang tegar, ia tetap menghadapi semua tantangan. Berhasilkah Ali memperjuangkan rasa cintanya kepada Jamilah?