Matsya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-. Beliau +. Ia)
Baris 17:
{{kegunaanlain|Matsya}}
 
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Matsya''' ([[Sanskerta]]: मत्‍स्‍य; ''matsya'' berarti ikan) adalah [[awatara]] [[Wisnu]] yang pertama, yang muncul pada masa [[Satyayuga]], pada masa pemerintahan Raja [[Satyabrata]] (lebih dikenal sebagai Maharaja [[Waiwaswata Manu]]), putra [[Surya|Wiwaswan]], dewa matahari. Matsya Awatara turun ke dunia untuk memberitahu Maharaja [[Manu]] mengenai bencana [[air bah (mitologi)|air bah]] yang akan melanda bumi. BeliauIa memerintahkan Maharaja [[Manu]] untuk segera membuat [[bahtera]] besar.
 
Oleh beberapa orang, karena temanya sama, kisah ini disamakan dengan kisah [[Nabi]] [[Nuh]], yang konon membuat [[bahtera Nuh|bahtera]] besar untuk melindungi umatnya dari bencana air bah yang melanda bumi. Kisah dengan tema yang sama juga ditemukan di beberapa negara, seperti kisah dari [[Vietnam]] dan dari [[Yunani]].
Baris 23:
== Mitologi ==
 
Dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' diceritakan, pada suatu hari, saat Raja [[Satyabrata]] (yang lebih dikenal sebagai [[Waiwaswata Manu]]) mencuci tangan di sungai, seekor ikan kecil menghampiri tangannya dan sang raja tahu bahwa ikan itu meminta perlindungan. Akhirnya beliau memelihara ikan tersebut. BeliauIa menyiapkan kolam kecil sebagai tempat tinggal ikan tersebut. Namun lambat laun ikan tersebut bertambah besar, hampir memenuhi seluruh kolam. Akhirnya beliau memindahkan ikan tersebut ke kolam yang lebih besar. Kejadian tersebut terus terjadi berulang-ulang sampai akhirnya beliau sadar bahwa ikan yang ia pelihara bukanlah ikan biasa.
 
Akhirnya melalui upacara, diketahuilah bahwa ikan tersebut merupakan penjelmaan Dewa [[Wisnu]]. Ikan itu sendiri menyampaikan kabar bahwa di bumi akan terjadi bencana air bah yang sangat hebat selama tujuh hari. Ikan itu berpesan agar sang raja membuat sebuah bahtera besar untuk menyelamatkan diri dari banjir besar, dan mengisi bahtera tersebut dengan berbagai makhluk hidup yang setiap jenisnya berjumlah sepasang (betina dan jantan), serta membawa obat-obatan, makanan, dan bibit segala macam tumbuhan. Ikan tersebut juga menambahkan bahwa setelah banjir besar tiba, diharapkan agar [[Saptaresi]] (tujuh nabi) dibawa serta dan bahtera tersebut diikat ke tanduk sang ikan dengan naga [[Basuki (naga)|Basuki]] sebagai talinya. Setelah menyampaikan seluruh pesan, ikan ajaib tersebut menghilang.