Nurnaningsih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengubah tempat lahir Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 46:
Nurnaningsih lahir di [[Surabaya]], [[Hindia Belanda]], pada tanggal 5 Desember 1925. Ia berhenti sekolah ketika kelas satu SMA. Nurnaningsih pertama kali bermain dalam film ''[[Krisis (film)|Krisis]]'' karya [[Usmar Ismail]] pada tahun 1953.{{sfn|National Library, Nurnaningsih}}{{sfn|Imanjaya|2006|pp=107–108}} Film komedi ini adalah film yang paling sukses setelah ''[[Terang Boelan]]'' pada tahun 1937.{{sfn|Anwar|2004|p=84}}
 
Dalam film ''[[Harimau Tjampa]]'' (1954) karya [[D. Djajakusuma]], Nurnaningsih tampil setengah telanjang, alias model [[lingerie]] {{sfn|National Library, Bom Sex Indonesia}}, menjadikannya sebagai aktris [[pribumi Indonesia]] pertama yang melakukan adegan tersebut.{{sfn|Imanjaya|2006|pp=107–108}} Adegan ini ia lakukan saat terjadinya pertentangan antara seniman dan badan sensor.{{sfn|Lombard|1996|p=205}} Ia kemudian menjelaskan kepada media: "Saya tidak akan memerosotkan kesenian, melainkan hendak melenyapkan pandangan-pandangan kolot yang masih terdapat dalam kesenian Indonesia."{{sfn|Imanjaya|2006|pp=107–108}} Masih pada tahun yang sama, ia kemudian berperan dalam film lainnya, ''Klenting Kuning''.{{sfn|National Library, Nurnaningsih}}
 
Pada pertengahan 1954, foto telanjangmodel [[lingerie]] Nurnaningsih karya seorang fotografer tak dikenal mulai beredar di Jakarta. Atas hal ini, ia diinterogasi oleh kepolisian Jakarta pada awal Oktober, sedangkan kejaksaan juga menunjukkan ketertarikannya terhadap kasus tersebut.{{sfn|Suara Merdeka 1954, Nurnaningsih jang Telandjang}} Masyarakat umum sangat marah atas beredarnya foto tersebut, yang mereka anggap telah melanggar nilai-nilai Timur, dan film-film Nurnaningsih diboikot di [[Kalimantan Timur]].{{sfn|Suara Merdeka 1954, Lagi Soal Nurnaningsih}} Ia merilis sebuah film pada tahun 1955, ''Kebun Binatang'', sebelum menghilang dari sorotan media.{{sfn|National Library, Nurnaningsih}}
 
Nurnaningsih menjelajahi [[kepulauan Indonesia]] selama dua belas tahun, berprofesi sebagai seniman sketsa, pemain sandiwara, guru bahasa Inggris, penjahit, penyanyi, dan –selama enam tahun –[[penjaga gawang]] [[sepak bola]]. Ia kembali ke dunia film pada tahun 1968 dengan peran kecil dalam film ''[[Djakarta-Hongkong-Macao|Djakarta, Hongkong, Macao]]''. Setelah mendapat peran kecil di sejumlah film, ia membintangi ''Seribu Janji Kumenanti'' pada tahun 1972. Ia tetap menekuni dunia seni peran pada tahun 1980-an.{{sfn|National Library, Nurnaningsih}}