Musica Studio's: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayatarman597 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Saghara0170 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 26:
Sebagai pemilik toko elektronik dan distributor rekaman yang ikut membangun band [[Eka Sapta]], Amin bergerak lebih jauh dengan mendirikan perusahaan rekaman sendiri. Pada awalnya ia meminjam alat rekaman milik perusahaan Remaco, membuat rekaman di [[Singapura]] dan membangun studio rekaman sendiri dengan nama PT Warung Tinggi di kawasan Warung Kopi Jakarta. Perusahaan ini pada awalnya memproduksi sejumlah rekaman, satu di antaranya adalah album [[Titiek Puspa]]. PT Warung Tinggi inilah yang merupakan embrio berdirinya PT Metropolitan Studio pada [[9 September]] [[1968]]. Hoki Amin Cengli--ayah 6 anak dan istri Lanni Djajanegara itu--kian berkembang. Pada awalnya memproduksi rekaman band [[Eka Sapta]], karya lagu dan suara almarhum [[Bing Slamet]], [[A. Riyanto]] dan sejumlah rekaman lain dalam bentuk piringan hitam (PH) dan kaset.
 
Seiring dengan sukses debut rekaman tersebut, pada [[Oktober]] tahun [[19711970]], Amin mengubah nama PT Metropolitan Studio menjadi PT Musica Studio's dalam bentuk akta pendirian perusahaan rekaman formal. Sejak saat itulah berlangsung pembenahan perangkat lunak dan perangkat keras perusahaan rekaman ini, misalnya dari jumlah studio rekaman yang hanya 2 buah dengan masing-masing 4 tracks pada tahun [[1968]] menjadi 8 tracks pada tahun [[1979]], berkembang lagi menjadi 16 tracks pada [[1981]] dan 24 tracks pada tahun [[1983]]. Kini jumlah studio rekaman yang terletak di kompleks PT Musica Studio Jl. Perdatam [[Pasar Minggu]] [[Jakarta Selatan]] itu berjumlah 5 buah.
 
Sebagai perusahaan rekaman terbesar di [[Indonesia]], Musica Studio's segera melakukan inovasi dalam pola kerja manajemen produksi. Sumber daya manusianya ditingkatkan, kualitas produksi album rekaman diperbesar. Sewaktu Yamin Widjaja meninggal dunia pada bulan [[Agustus]] [[1979]], istrinya Ny. Lanni Djajanegara bersama 4 dari 6 anaknya mengambil alih kendali, menjadi tulang punggung 'kerajaan bisnis' rekaman PT. Musica Studio's. Empat orang putera-puterinya itu adalah Sendjaja Widjaja, Indrawati Widjaja, Tinawati Widjaja dan Effendy Widjaja. Di bawah kuartet pekerja rekaman bertangan dingin ini, PT Musica Studio's berkembang bagai kerajaan musik raksasa di [[Indonesia]], yang berhasil mengantar musisi muda menjadi artis tenar di bumi [[Indonesia]]. Sebelum itu, PT Musica Studio's juga didukung oleh keluarga Widjaja lainnya, yaitu Seniwati Widjaja dan Sundari Widjaja.